
balitribune.co.id | Mangupura - Pulau Bali tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata internasional, juga memiliki potensi lainnya seperti sektor perhiasan yang terbuat dari emas dan perak. Perhiasan yang dibuat oleh perajin Bali ini sebagian besar diekspor ke sejumlah negara maupun memenuhi permintaan dalam negeri. Kendati dituntut untuk memenuhi pasar ekspor, perhiasan yang dibuat perajin Bali kerap diburu wisatawan asing dan domestik saat berwisata di Bali. Sehingga perajin perhiasan di pulau ini dituntut untuk meningkatkan daya saing produk. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso saat mengunjungi salah satu tempat pembuatan perhiasan berbahan emas dan perak di Badung, Selasa (29/7).
Kunjungan kerja Menteri Perdagangan ini ke tempat pembuatan perhiasan di Bali merupakan respon dari penurunan tarif ekspor produk-produk Indonesia ke Amerika Serikat menjadi 19 persen. Menteri Perdagangan memastikan bahwa perajin perhiasan di Bali mampu memenuhi permintaan perhiasan yang datang dari pasar Amerika Serikat. Mengingat salah satu tempat pembuatan perhiasan yang berbahan emas dan perak di Bali sekitar 99 persen diekspor ke Amerika Serikat yang telah berlangsung sejak lama. "Setelah Covid-19 terjadi penurunan ekspor perhiasan Bali, tapi dengan nanti diberlakukannya tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (19 persen), ekspor perhiasan kita ke Amerika Serikat diharapkan semakin meningkat," jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Perdagangan meninjau langsung proses produksi perhiasan perak yang menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Provinsi Bali. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan daya saing ekspor nasional. "Kunjungan ini juga bertujuan mempererat sinergi antara pemerintah dengan pelaku usaha dalam memperluas akses pasar internasional,” katanya.
Pada 2024, Bali merupakan provinsi pengekspor perhiasan perak terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Kontribusi Bali mencapai 30,93 persen terhadap total ekspor produk perhiasan perak Indonesia. Tiga negara tujuan utama ekspor perhiasan perak dari Bali adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar USD 16,5 juta dan pangsa pasar sebesar 38,20 persen, Singapura sebesar USD 6,7 juta dengan pangsa 15,77 persen, dan Jerman sebesar USD 6,7 juta dengan pangsa 15,48 persen.
Sementara itu, negara tujuan ekspor produk perhiasan perak Indonesia pada 2024, yaitu Jepang senilai USD 50,5 juta dengan pangsa 36,28 persen, Amerika Serikat senilai USD 27,9 juta (pangsa 20,01 persen), India senilai USD 14,2 juta (pangsa 10,17 persen), Singapura senilai USD 8,1 juta (pangsa 5,79 persen), dan Jerman senilai USD 7,7 juta (pangsa 5,49 persen). Kemudian, permintaan global terhadap produk perhiasan perak pada 2024 diperkirakan mencapai sekitar USD 38 hingga 40 miliar dengan tren pertumbuhan sekitar 4,6 hingga 5 persen per tahun selama periode 2020-2024.