
balitribune.co.id | Bangli - Pascaterjadinya semburan belerang di Danau Batur, Kecamatan Bangli menyebabkan terjadinya kematian ikan baik itu di perairan umum maupun di keramba jarring apung milik pembudidaya ikan.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahan Pangan dan Perikanan, I Wayan Sarma saat dikonfirmasi mengatakanm fenomena alam berupa semburan belerang yang terjadi di danau Batur telah terdeteksi sejak 8 Juli 2025. Semburan belerang terus meluas hingga menyebabkabn perubahan warna air danau.
”Warna air danau yang sebelumnya biru kini berubah menjadi putih,” ujar Wayan Sarma, Senin (14/7).
Lanjut Wayan Sarma, akibat fenomena alam yang rutin terjadi setiap tahun ini menyebabkan terjadi kematian ikan secara masal. Dari hasil pantauan petugas dilapangan, kata Sarma lokasi paling parah semburan belerang terjadi di wilayah Trunyan Desa, Cemara Landung, Tanggun Titi dan Abang Songan. Namun demikian Sarma tidak merinci secara jelas jumlah ikan yang mati.
“Kematian ikan selain terjadi di perairan umum juga terjadi di keramba milik masyarakat pembudidaya ikan di kawasan danau Batur,” ungkap Kadis asal Desa Kecamatan Tembuku, Bangli ini.
Atas kondisi yang terjadi sudah barang tentu pembudidaya ikan di danau Batur alam kerugian.
Menyikapi fenomena alam yang terjadi dan menghindari kematian ikan khususnya di keramba jarring apung milik pembudidaya ikan, pihaknya telah menghimbau masyarakat agar tidak mendekati KJA supaya ikan mengambil oksigen kepermukaan air.
”Kami juga menghimbau masyarakat agar sesegera mungkin memanen ikan yang sudah bisa dipanen untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi,” jelas Wayan sarma.