Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Serangan Hama Ulat Buah dan Antrax Mengganas, Hektaran Lahan Cabai Gagal Panen

Bali Tribune / RUSAK - Lahan cabai petani di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem rusak akibat serangan hama.

balitribune.co.id | Amlapura Hektaran lahan cabai milik petani di sentra pertanian cabai di Banjar Dinas Gunaksa, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, rusak parah akibat serangan hama ulat buah dan hama Antrax. Serangan hama tersebut mengakibatkan buah cabai yang mulai membesar dan berwarna hijau tiba-tiba membusuk dengan cepat dan akhirnya berguguran ke tanah.

Sejumlah petani cabai di dusun tersebut mengatakan, serangan hama tersebut telah beberapa kali terjadi dan cukup merugikan para petani cabai. Ni Ketut Ayu Irawati, salah satu anggota kelompok tani cabe di dusun tersebut, kepada media ini, Kamis (24/3/2022), mengatakan, hampir seluruh petani cabai di desanya mengalami gagal cabai akibat ganasnya serangan hama. “Tanaman cabeai kami di sini habis terserang hama lalau buah, dan hama lain yang mengakibatkan buah cabai kami menghitam sebelah sebelum kemudian membusuk dan berguguran ke tanah,” sebutnya.

Untuk berapa luasan lahan cabai yang ada di wilayah desanya tersebut, dia sendiri kurang mengetahuinya. Namun hampir semua lahan cabe yang ada di tempatnya tersebut rusak parah terserang hama dan petani mengalami gagal panen. Berbagai cara sebenarnya telag dilakukan oleh petani di desa ini untuk mengatasi ganasnya serangan hama, termasuk penyemprotan cairan insektisida, namun upaya tersebut tidak maksimal. Kini para petani hanya bisa pasrah dan membiarkan saja tanaman cabe mereka yang rusak tersebut begitu saja. Padahal saat ini harga cabai di pasaran mulai merangkak naik.

Sementara itu berdasarkan pantauan media ini di sejumlah pasar di Karangasem, di antaranya di Pasar Amlapura Timur dan Pasar Karang Sokong, harga cabai yang sempat mengalami lonjakan hingga mencapai Rp. 80.000 perkilo, kini sudah kembali turun ke kisaran harga Rp. 40.000 hingga 45.000 perkilo. Turunnya harga cabai tersebut menyusul banyaknya pasokan cabai dari luar Bali diantaranya dari Jawa Timur. “Turun sejak beberapa hari lalu Pak, sebelumnya sempat melonjak sampapi Rp. 80.000 perkilo, sekarang sudah Rp. 40.000 perkilo. Pasokan banyak dari Jawa tapi ya seperti ini pasarnya tetap sepi,” keluh Ni Nengah Ayu, salah satu pedagang bumbu dapur di Pasar Karang Sokong, Subagan.

Hal senada juga disampaikan Ni Nyoman Taram, pedagang bumbu lainnya di Pasar Karang Sokong. Dikatakannya, harga cabe mulai turun sejak sekitar empat hari lalu, dimana saat ini harganya sudah hampir kembali ke harga normal yakni Rp. 35.000-Rp.38.000 perkilo. Kendati demikian harga cabai memang tidak bisa diprediksikan, terlebih saat ini sudah hampir memasuki bulan Ramadhan. Jadi bisa saja harga cabai akan kembali naik jelang bulan Ramadhan nanti, jika cabe langka dan harga di daerah lain seperti di Jawa mengalami kenaikan.

wartawan
AGS
Category
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Astra Motor Bali Hadirkan Super Deal Akhir Tahun “Astra Honda Vaganz"

balitribune.co.id | Denpasar – Guna memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Bali, khususnya karyawan Grup Astra Bali, Astra Motor Bali menghadirkan program super deal akhir tahun bertajuk “Astra Honda Vaganza”. Program ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus komitmen Astra Motor Bali dalam mempermudah kepemilikan sepeda motor Honda menjelang penutupan tahun 2025.

Baca Selengkapnya icon click

Empat Kapolres dan Dua Direktur Polda Bali Diganti

balitribune.co.id | Denpasar - Gerbong mutasi di tubuh Polri kembali bergerak. Sebanyak 905 perwira Polri dimutasi mulai dari pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) sampai Brigadir Jendral Polisi (Brigjen Pol). Mutasi sebanyak ini berdasarkan tiga Surat Telegram Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo bernomor; ST/2781A/XII/KEP./2025, ST/2781B/XII/KEP./2025, dan ST/2781C/XII/KEP./2025,  tanggal 15 Desember 2025. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jatiluwih: Ketika Pariwisata Bertumpu pada Sawah dan Kesejahteraan Petani

balitribune.co.id | Hamparan sawah terasering Jatiluwih, Tabanan, Bali, selama ini memikat mata dunia. Namun daya tarik kawasan ini bukan semata pada panorama hijau berundak yang fotogenik. Di baliknya, hidup sebuah sistem peradaban agraris berusia lebih dari seribu tahun: Subak. Sistem irigasi tradisional ini bukan hanya mengatur aliran air, tetapi juga mengikat hubungan sosial, nilai religius, serta keseimbangan ekologis masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.