balitribune.co.id | Bangli - Setelah tukang suwun asal Banjar Uma Anyar, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli dinyatakan positif Covid-19, kini giliran sang anak positif terpapar. Baik sang ibu maupun anak kini dirawat di RSPTN Unud. Sementara untuk rapid test baik di lingkungan keluarga tukang suwun maupun di pasar Kidul sudah dilaksanakan pada Rabu (22/4).
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, I Wayan Dirgayusa membenarkan jika anak tukang suwun dinyatakan positif Covid-19. Anak perempuan tukang suwun ini sempat menjalani rapid test di RSU Bangli namun hasilnya negative. Kemudian petugas melanjutkan pelaksanaan Swab dan ternyata hasilnya positif. “Anaknya ditest karena yang bersangkutan kondisnya drop. Dari hasil rapid test menunjukan hasil negative. Namun Setelah dilakukan test Swab ternyata hasilnya positif,” ujar Wayan Dirgayusa,Rabu (22/4)
Selanjutnya anak dari tukang suwun ini dirujuk ke RSPTN Unud pada Selasa (21/4) sekitar pukul 21.00 Wita. Sedangkan sang ibu juga dirujuk ke RSPTN Unud sekitar pukul 11.30 Wita dengan didampingi petugas dari puskesmas. “Ibunya yang lebih dulu diberangkatkan, kemudian disusul sang anak.,” kata mantan Camat Kintamani ini.
Menurut Wayan Dirgayusa, petugas telah turun melakukan rapid test yakni di lingkungan keluarga tukang suwun dan di pasar Kidul pada Rabu pagi. Yang mana hasil rapid test adalah negative.“Hasil rapid test baik dilingkungan keluarga dan di pasar Kidul hasilnya negative. Hanya saja belum diketahui dari mana sumber penularan virus ini hingga tukang suwun dan anaknya positif Covid-19,” ujar Kadis asal Desa Demulih, Kecamatn Susut ini.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr Nengah Nadi mengatakan untuk rapid test terhadap warga di lingkungan tempat tinggal tukang suwun menyasar 23 orang. Selain keluarga di rumahnya, rapid test juga menyasar pacar dari anak tukang suwun yang berasal dari Kecamatan Tembuku. “Hasil rapid test , baik keluarga maupun pacarnya negative ,” ungkapnya.
Selain itu petugas juga sudah turun ke Pasar Kidul yang notabene tempat mencari nafkah tukang suwun. Kata dr Nengah Nadi jika di pasar dilakukan pemeriksaan terhadap 17 orang, dengan profesi sebagi sesama tukang suwun, sejumlah pedagang yang dekat lokasi tukang suwun mangkal, tukang pungut retribusi hingga tukang ojek. “Petugas sudah melakukan rapid test dan hasilnya negative,” ujarnya. Disisi lain, juga dilakukan pemeriksaan terhadap dua orang pedagang acung.
Ditambahkan pula, warga yang telah menjalani rapid test langsung menjalani isolasi selama 14 hari. Pada hari ke-7 akan kembali dilakukan rapid test. Untuk mendukung proses isolasi tersebut, Dinas Kesehatan sudah berkoordinasi ke Dinas Sosial agar warga ini dibantu untuk kebutuhan logistik. “Selama menjalani isolasi agar diberikan bantuan logistik. Mungkin dalam proses pendistribusian dibantu pengelola pasar, karena mereka yang tahu data baik identitas maupun alamat,” sambung dr Nengah Nadi.
Pengelola Pasar Kidul, Jro Mangku Duwungan mengatakan untuk rapid test berlangsung sekitar pukul 08.30 Wita hingga 10.00 Wita dengan mengambil tempat di lantai II pasar. Pihaknya pun mengaku bersyukur karena hasil rapid test menunjukan negative. “Mereka melakukan test atas kesadaranya sendiri, melihat hasil test sangat mengembirakan karena seluruhnya negative,” jelasnya.
Menurut Mangku Duwungan, baik pedagang, tukang suwun, tukang ojek hingga tukang pungut retribusi pasar yang menjalani rapid test berasal dari berbagai wilayah. Ada yang dari seputaran kota Bangli hingga dari Gianyar.