BALI TRIBUNE - Setiap tahunnya, pada momentum peringatan Hari Jadi Kota Gianyar, pagelaran Gong Kebyar yang dikemas bebarungan selalu menjadi daya tarik masyarakat Gianyar. Antusiasme masyarakat terlihat dengan berlimpah ruahnya penonton dari berbagai kalangan memadati Lapangan Astina Gianyar. Hal tersebut juga terlihat pada pagelaran Gong Kebyar Wanita, yang menampilkan dua Sekaa Gong Wanita di Open Stage Balai Budaya, Gianyar, Sabtu (14/4).
Adalah Sekaa Gong Wanita Smara Murti, Desa Celuk, Sukawati sebagai duta Kabupaten Gianyar pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXX Tahun 2018 berbarung dengan Sekaa Gong Kebyar Wanita Pandawa, Banjar Tarukan, Desa Mas, Ubud yang merupakan duta Kabupaten Gianyar pada ajang yang sama tahun sebelumnya. Penampilan dua Sekaa Gong Wanita ini begitu memukau penonton, sekaligus menegaskan bahwa kaum perempuan tak hanya hebat dalam urusan rumah tangga tetapi juga unggul di bidang seni.
Selain dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar, pagelaran Gong Kebyar Wanita ini sekaligus sebagai ajang uji coba duta Kabupaten Gianyar sebelum tampil pada arena sesungguhnya beradu dengan duta kabupaten lain pada ajang PKB.
Mengawali penampilannya, Sekaa Gong Wanita Smara Murti, Desa Celuk, Sukawati menyuguhkan tabuh pisan lelambatan berjudul Sraya Pasti yang berarti rela berkoban sampai akhir karya I Nyoman Suryadi. Komposisi tabuh dengan rangkaian intonasi dalam memanfaatkan ruang dan waktu, dibingkai dengan jalinan nada-nada indah dalam menuju keharmonisan, namun tetap mengabaikan jajar pageh pegongan dari tabuh pisan. Dalam karyanya, penggarap ingin menyampaikan pesan sikap teguh dalam prinsip wibawa dalam moral untuk keluhuran dan keagungan seni budaya Bali sebagai bagian dari keseluruhan. Dilanjutkan dengan pementasan Tari Tanik karya I Wayan Berata dengan pembina tari I Nyoman Cerita, kemudian tabuh kreasi “Krepetan”.
Penampilan Sekaa Gong Wanita Smara Murti, Desa Celuk, Sukawati diakhiri dengan pementasan tari kreasi baru berjudul “Tedung Jagat” dengan penata tari dan tabuh I Nyoman Cerita. Garapan ini menggambarkan masa puncak keemasan Pemerintahan Bali di bawah kepemimpinan Dalem Waturenggong. Beliau merupakan seorang raja yang arif dan bijaksana ibarat sang surya yang begitu terbit melenyapkan kegelapan. Kepemimpinan yang mulia dengan menciptakan kehidupan yang sejahtera, gemah ripah lohjinawe. Menegakkan kebenaran dan keadilan, memperkuat persatuan dan kesatuan, memperkokoh seni dan budaya serta menjunjung tinggi nilai-nilai kerohanian dan spiritual.
Tak kalah apik, penampilan Sekaa Gong Kebyar Wanita Pandawa, Banjar Tarukan, Desa Mas, Ubud yang merupakan duta Kabupaten Gianyar pada PKB Tahun 2017. Diawali dengan Pepanggulan Tabuh Telu “Campuhan” denga penata tabuh I Wayan Jebeg dan I Wayan Darya. Dilanjutkan dengan Tari Kelinci, Tabuh Kreasi “Swandewi” serta diakhiri dengan Tari Kreasi Janger “Kesuma Sari”.
Sekdakab Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya sangat mengapresasi dua sekaa gong yang tampil. Dikatakan, dari tahun ke tahun parade Gong Kebyar baik Sekaa Gong Wanita, Sekaa Gong Dewasa maupun Sekaa Gong Anak-anak selalu mendapat perhatian serius dari masyarakat terlebih bagi pelaku dan penikmat seni itu sendiri. Apalagi selain untuk memeriahkan peringatan Hari Jadi Kota Gianyar, pementasan Gong Kebyar juga sebagai ajang uji coba duta Kabupaten Gianyar sebelum tampil di ajang PKB beradu dengan duta kabupaten lain.
Sebelumnya, pementasan Gong Kebyar Wanita juga dimeriahkan oleh penampilan kesenian partisipatif dari Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Open Stage Balai Budaya, Gianyar. Pemenetasan ini sebagai salah satu bentuk partisipasi Kabupaten Bangka Selatan dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar tahun 2018.