Sinergitas Membangun Optimisme Pemulihan Perekonomian Bali | Bali Tribune
Diposting : 27 December 2020 19:05
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune / Trisno Nugroho.

balitribune.co.id | Denpasar – Pertumbuhan Perekonomian Bali secara tahunan menurut catatan Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mengalami penurunan. Penyebabnya tidak lain akibat menurunnya kedatangan wisatawan ke Bali yang berdampak langsung pada kinerja sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali menjadi pertumbuhan ekonomi terendah di Indonesia. Pada 2020, pertumbuhan sektor pariwisata terkendala dengan adanya Covid-19. Oleh sebab itu, penanganan Covid-19 telah menjadi prioritas di tahun 2020 dan akan tetap menjadi prioritas di tahun 2021.

Penurunan pertumbuhan perekonomian Bali secara tahunan  ditunjukkan  mulai dari adanya kontraksi  -1,17 persen di triwulan I, -11 persen di triwulan II dan -12,2 persen di triwulan III tahun 2020.

Namun demikian, mengakhiri tahun 2020, perekonomian Bali diyakini terus membaik. Hal ini didukung dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang tercermin dari peningkatan indeks penjualan eceran dan indeks keyakinan konsumen di akhir triwulan IV, sekaligus mencerminkan adanya sinergitas dan sikap optimisme masyarakat terhadap perekonomian Bali.

Terkait inflasi, Kepala KPw BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat (25/12) menyampaikan,  pada bulan November 2020, Bali mengalami inflasi sebesar 0,81 persen (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 1,59 persen (yoy). Rendahnya tekanan inflasi ini merupakan dampak dari Covid-19 yang menyebabkan permintaan melemah. Tekanan inflasi yang rendah juga tidak terlepas dari penurunan aktivitas ekonomi sebagai konsekuensi dari pembatasan sosial.

Kinerja kredit melambat hingga hanya tumbuh 1,40 persen secara tahunan. Penurunan terbesar terjadi pada jenis kredit modal kerja berkaitan dengan terhentinya berbagai Lapangan Usaha (LU), utamanya LU akmamin. Meskipun demikian, Non Performing Loan masih dalam ambang batas terkendali pada level 2,64 persen, antara lain sebagai hasil dari program restrukturisasi kredit, yang merupakan salah satu program PEN pemerintah untuk menjaga kesehatan perbankan serta membantu pelaku usaha yang terdampak oleh pembatasan kegiatan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

“Dalam jangka pendek, pemulihan perekonomian Bali ke depan berarti pemulihan sektor pariwisata. Ini sangat tergantung dari kedatangan wisatawan ke Bali, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan vaksin Covid-19, level of confidence to travel, kebijakan perlintasan orang baik domestik maupun internasional serta pemulihan ekonomi global,” sebut Trisno Nugroho.

Dalam jangka panjang sambungnya, terdapat beberapa langkah kebijakan yang dapat dilakukan. Pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Covid-19 mengajarkan bahwa Bali perlu melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga tidak hanya tergantung kepada sektor pariwisata. Kedua, mendorong quality tourism. Perlunya akselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Ketiga, mendorong pembangunan/ pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata.