Diposting : 9 April 2018 15:01
Redaksi - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Dikhawatirkan membusuk karena lama disimpan, sisa logistik pengungsi Gunung Agung yang masih ada di kawasan Swecapura, Gelgel, Klungkung, akhirnya dikirim ke posko induk Tanah Ampo, Manggis, Karangasem, Jumat (6/4). Pengiriman dilakukan secara bertahap. Tim penanganan pengungsi juga harus membongkar terlebih dahulu sisa logistik tersebut, karena ada yang sudah kadaluwarsa dan rusak dimakan tikus, juga menjadi sarang ular kobra.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Klungkung Ida Bagus Anom Adnyana dikonfirmasi, Minggu (8/4), mengakui pengiriman sisa logistik pengungsi yang ada di Klungkung dilakukan secara bertahap. Dengan mempertimbangkan kondisi logistik. Apalagi jumlah logistik yang masih tersisa cukup banyak, beras 20 ton, mie instan 1.724 dus, dan air mineral berbagai kemasan.
Menurut IB Anom, petugas juga melakukan pemilahan terhadap sisa logistik sebelum dikirim ke Karangsem. Apalagi ada beras yang kondisinya sudah kutuan termasuk ada mie instan yang sudah kadaluwarsa. “Beras 20 ton tersebut berasal dari sumbangan donatur, termasuk cadangan beras pemerintah (CBP) yang terlanjur dicairkan. Jadi kita lakukan pemilahan dahulu karena cukup lama disimpan dan kutuan,” katanya.
Didampangi Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Perlindungan Jaminan Sosial Wellem Supriyono Ayal, IB Anom mengatakan sisa logistik tersebut diserahkan berdasarkan kebijakan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Klungkung I Wayan Sugiada. Selain disimpan di Lapangan Tembak Paksebali, sebagian logistik masih ada yang disimpan di lapangan tenis, GOR Swecapura, Gelgel, Klungkung.
Terkait dengan logistik lainnya, termasuk sisa uang sumbangan donatur? IB Anom Adnyana mengatakan, uang sekitar Rp 300 juta yang bersumber dari donatur tersebut masuk ke kas daerah. Sedangkan logistik lainnya masih disimpan di lapangan tenis areal GOR Swecapura, Semarapura. Ada beberapa jenis logistik masih disimpan di lapangan tenis. Diantaranya, minyak goreng, biscuit, gula pasir, kopi bubuk, teh, energen, yakult, larutan penyebar, susu, kecap, saos, pampers, dan berbagai jenis logistik untuk kebutuhan sehari-hari lainnya.
Namun menurut Wellem Supriyono sebelum dikirim ke Karangasem, logistik yang disimpan di lapangan tenis tersebut harus dibongkar terlebih dulu untuk memilah cadangan logistik jika ada masa kadaluwarsa termasuk kondisinya. “Kita harus cek lagi karena ada logistik yang dimakan tikus. Bahkan ada ular cobra juga masuk ke sana,” ujar Wellem.