Soal Kapal Tanker Miring Muat  Minyak Mentah, Arbawa: Sudah Diantisipasi | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 15 September 2024
Diposting : 29 August 2024 05:05
CHA - Bali Tribune
Bali Tribune / TANKER - Kapal Tanker Floating Storage Ofloading (KSO) Cinta Natomas, Insert: Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Celukan Bawang Gusti Komang Arbawa SH,MH.

balitribune.co.id | SingarajaKekhawatiran sejumlah pihak terhadap kondisi kapal tanker Floating Storage Ofloading (KSO) Cinta Natomas milik Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang miring ternyata telah mendapat perhatian dari pihak terkait. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Celukan Bawang Gusti Komang Arbawa SH, MH mengaku telah mengambil langkah antisipasi dari kemungkinan tanker tersebut bermasalah.

Arbawa mengatakan,pada bulan Juli 2024 KSOP Celukan Bawang telah bersurat ke SKK Migas yang meminta agar pemilik kapal memperhatikan kondisi tanker yang sedang sandar di Dermaga Curah Cair Pelabuhan Celukan Bawang, mengingat selama ini belum pernah dilaksanakan kewajiban perawatan kapal sesuai aturan dan ketentuan tentang Keselamatan Kapal.

“Mengingat kondisi terkini FSO Cinta Natomas yang sudah tidak laik laut dan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan menyangkut Keselamatan dan Keamanan Kapal beserta Perlindungan Lingkungan Maritim di Pelabuhan Celukan Bawang kami mengingatkan kembali agar segera melaksanakan perawatan kapal supaya bisa digunakan kembali sesuai dengan peruntukannya,” kata Arbawa, Rabu (28/8).

Selain itu kata Arbawa, pemilik tanker sudah diingatkan untuk segera melakukan perawatan kapal dan jika terjadi sesuatu kejadian yang tidak diinginkan terhadap FSO Cinta Natomas di Pelabuhan Celukan Bawang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik kapal.

“Tindak lanjutnya sudah dilakukan pertemuan pada 15 Agustus 2024 lalu bersama Pelindo Celukan Bawang, Pertamina, SKK Migas, Agen Kapal serta operator pelaksana dengan dicapai beberapa kesepakatan,” imbuh Arbawa.

Hasilnya, menurut Arbawa telah diambil sejumlah langkah untuk memastikan tanker FSO Cinta Natomas selama berlabuh di Jetty Pelindo Celukan Bawang tidak akan menimbulkan masalah terutama dalam aspek keselamatan dan keamanan kapal beserta perlindungan lingkungan maritim di Pelabuhan Celukan Bawang. Sebagai bentuk pengawasan, lanjutnya, pihak Pertamina dan SKK Migas bersedia memberikan laporan rutin secara bulanan berupa conditional report kapal kepada pengawas KSOP Celukan Bawang.

“Termasuk Pertamina EP selaku pengguna kapal akan melakukan evaluasi kelayakan secara teknis oleh pihak independen terhadap kondisi structural integrity FSO Cinta Natomas apakah secara teknis masih layak atau tidak untuk digunakan kembali dengan melaksanakan pekerjaan drydocking,” tambahnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Ka DLH) Kabupaten Buleleng Gede Melandrat, SP,mengaku kaget atas informasi adanya tanker bermuatan 105 barel minyak mentah di Pelabuhan Celukan Bawang. Ia pun meminta pihak terkait lebih terbuka melaporkan kondisi sebenarnya kepada pemerinah setempat.

“Secepatnya kami akan turunkan tim untuk melihat kondisi sebenarnya terkait kapal tanker miring bermuatan minyak mentah. Kita akan cek ke lapangan pada Jumat (30/8),” tandas Mlandrat.

Sebelumnya diberitakan Kapal Tuban Marine Terminal bernama lambung FSO Cinta Natomas sedang tambat di dermaga LNG Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak sandar sejak tahun 2018 dan  memuat sebanyak 105 barel minyak mentah. Kondisinya saat ini terlihat miring sehingga dikhawatirkan muatan minyak didalamya akan tumpah mencemari laut sekitar.

Kapal tanker buatan tahun 1972 itu sudah 6 tahun bersandar di dermaga Pelabuhan Celukan Bawang. Konon kapal tersebut saat ini sedang diproses usulan Kementerian Keuangan RI untuk dilakukan penghapusan. Kapal tanker yang nyaris tanpa aktivitas selama enam tahun itu berisi 10 anak buah kapal termasuk didalamnya nakhoda.