
balitribune.co.id | Gianyar - Menyambut datangnya hari raya Nyepi tahun baru Caka 1944, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Perum Bulog Kanwil Bali melaksanakan operasi pasar guna menstabilkan harga bahan pokok di Pasar Rakyat Gianyar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary, Senin (28/2/2022), mengatakan, operasi pasar dilakukan untuk menyiasati harga minyak goreng yang akhir-akhir ini mengalami kenaikan harga dan langka di pasaran. Menyiasati hal tersebut dirinya mengupayakan minyak goreng subsidi dan bahan pokok lainnya bisa dijual pada operasi pasar kali ini guna membantu masyarakat.
Pada operasi pasar, dijual bahan pangan berkualitas dengan harga murah, di antaranya beras 5 Kg premium dijual dengan harga Rp.58.000, beras 10 Kg Rp.101.000, gula pasir Rp.12.500, beras merah 1 Kg Rp.22.000, minyak goreng 1 Lt Rp.14.000 dan lainnya sesuai dengan harga HET (Harga Eceran Tertinggi).
Tujuan operasi pasar ini, untuk menstabilkan harga menjelang Nyepi. Operasi pasar terlihat cukup dipadati masyarakat yang antusias. Adanya operasi pasar ini dirasa membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Selain mengadakan operasi pasar dirinya juga mengajak pegawainya untuk berbelanja ke Pasar Rakyat Gianyar guna ikut membangkitkan perekonomian. “Terpantau habis semua terutama minyak goreng dan gula yang paling diminati,” ujar Luh Gede Eka Suary.
Salah seorang pembeli di operasi pasar, Putu Arya merasa terbantu dengan adanya operasi pasar yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar di tengah-tengah perekonomian yang lesu. “Sedikit terbantu, jika dibandingkan dengan harga di pasaran, pada operasi pasar ini lebih murah,” jelasnya.
Kedepannya dirinya berharap agar pemerintah terus melaksanakan kegiatan operasi pasar seperti ini, agar masyarakat kurang mampu dapat terbantu. “Saya harap, kegiatan operasi pasar ini bisa terus dilakukan di tengah-tengah langkanya kebutuhan bahan pokok seperti minyak. Kami rela datang jauh-jauh demi mendapatkan harga murah,” tandasnya. ATA
==**melastian. Upacara ini merupakan salah satu bentuk upacara pembersihan alam secara niskala agar umat dalam menjalankan Hari Raya Nyepi dapat keteduhan batin,” ujarnya.
Sejumlah ketentuan juga diberlakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. “Karena suasana Covid-19 Omicron kami memantau krama umat Hindu melaksanakan kegiatan pemelastian. Saya lihat semua sudah tertib dengan menggunakan masker dan jaga jarak dalam melaksanakan pemelastian Ida Bhatara ke Segara. Ini menandakan masyarakat sudah semakin dewasa dan mengerti tentang Covid-19. Bapak Wakil Bupati pemantauan di wilayah timur dan saya bersama Kapolres di wilayah barat. Saya pastikan rangkaian melasti sudaha berjalan baik semua,” ungkapnya.
Sejumlah imbauan juga disampaikan Bupati Tamba agar seluruh rangkaian Nyepi bisa berjalan aman lancar dan penuh kedamaian. “Kami harapkan umat se-dharma bisa memberikan contoh yang baik kepada umat yang lain agar saling menjaga toleransi, senantiasa dapat hidup rukun damai dan bahagi dan selalu menerapkan protokol kesehatan sehingga selama dalam perayaan Nyepi nanti bisa berjalan dengan khidmad serta tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.