
balitribune.co.id | Denpasar -Jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Bali, Ketua DPD Partai Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry menegaskan pentingnya menjaga soliditas dan kedewasaan politik kader.
Dalam kegiatan pendidikan politik yang digelar di Kantor DPD Golkar Bali, Jalan Surapati, Denpasar, Sabtu (14/6), Sugawa meminta seluruh elemen partai tetap fokus pada kebesaran Golkar, bukan kepentingan pribadi.
Acara yang dihadiri sejumlah kader dan pengurus DPD II, termasuk Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandhira yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, menjadi ajang refleksi politik Sugawa.
“Saya tidak ingin suasana jadi keruh jelang pergantian kepengurusan. Mari kita jaga marwah Partai Golkar,” ujar Sugawa dalam sambutannya.
Sugawa juga membagikan pengalaman pribadinya selama berkiprah di partai, terutama soal kesabaran menghadapi dinamika politik internal. Ia mengungkapkan bahwa meskipun pernah tidak mendapat tiket DPR RI, ia tidak pernah menyalahkan siapa pun.
“Saya ikut nyaleg DPR RI, tapi Ketua Golkar Bali tidak saya dapatkan. Apakah saya menyesal? Tidak. Bahkan saat saya dianggap menyaingi calon lain, saya tidak pernah berpikir begitu. Komitmen saya sederhana: minimal mempertahankan dua kursi untuk Golkar,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia mengisahkan momen pada Pemilu 2014 ketika menjabat Ketua DPD Golkar Buleleng. Saat itu, dirinya harus merelakan nomor urut 01 digantikan H-3 sebelum penetapan calon.
“Secara logika, ketua DPD kabupaten mestinya nomor 01, tapi saya digeser ke nomor 02. Nomor 01 diberikan ke Pak Kresna Budi. Tapi saya tetap jalan, itu bagian dari loyalitas,” tuturnya.
Kisah-kisah itu, kata Sugawa, menjadi pelajaran berharga bagi para kader tentang arti komitmen dan kepatuhan terhadap mekanisme partai.
Terkait proses Musda mendatang, Sugawa menegaskan bahwa seluruh langkah akan mengikuti arahan DPP dan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia.
“Apa pun perintah Ketua Umum, akan kami jalankan. Jangan sampai Musda membuat kita terpecah,” tegasnya.
Ia juga mengaku sengaja tidak merespons berbagai isu di media agar suasana tetap kondusif.
“Saya tidak mau memperkeruh situasi. Kita harus berjalan seirama untuk kejayaan partai, bukan untuk kebesaran diri masing-masing,” tutup mantan Wakil Ketua DPRD Bali itu.