Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Sulinggih se-Kota Denpasar Gelar Paruman

sulinggih
Sulinggih se-Kota Denpasar menggelar paruman di Wantilan Pura Loka Nata Lumintang, Sabtu (18/6) lalu. Tampak, Sekkot Denpasar, A.A Ngurah Rai Iswara bercengkrama dengan sejumlah sulinggih dalam paruman tersebut.

Denpasar, Bali Tribune

Agar tercipta kesesuaian tata busana yang baik dan benar bagi para Wiku serta Walaka, Sulinggih (rohaniawan Hindu,red) yang ada di Kota Denpasar menggelar paruman. Dihadiri Sekkot AA Ngurah Rai Iswara, paruman tersebut menghadirkan Ida Pedanda Gede Telaga dari gria Sanur.

Bertempat di Wantilan Pura Loka Nata Lumintang, Sabtu (18/6) lalu, paruman tersebut membahas sejumlah persoalan, diantaranya tata cara berbusana ke Pura untuk para Wiku (rohaniawan Hindu,red) serta para Walaka (umat Hindu non rohaniawan,red)

Dalam pemaparannya, Ida Pedanda Gede Telaga berpendapat, tekanan globalisasi membawa dampak terhadap bergesernya etika generasi muda Hindu khususnya menyangkut soal etika berbusana adat ke pura.

Ida Pedanda mengatakan,sebagian besar generasi muda Hindu di Bali kurang memahami atau bahkan enggan untuk memahami tentang etika berbusana ke pura. Hal yang paling dominan terlihat oleh cara berbusana kaum perempuan muda Hindu ketika melakukan kegiatan ritual keagamaan di pura.

“Mereka (perempuan muda Hindu,red) sering terlihat mempergunakan kebaya (atasan) berbahan transparan dengan kamben (bawahan) bagian depan tingginya nyaris selutut. Secara etika cara berbusana itu kurang pantas untuk ke pura,”terang Ida Pedanda.

Tak kalah pentingnya, Ida Pedanda juga menyoroti tata berbusana para Wiku di Bali. Menurut Ida Pedanda, seseorang yang telah menjalani Diksa Pariksa (Dwijati) diharuskan untuk merubah cara berpakaian dan disesuaikan dengan tingkat kesucian yang telah diraihnya.

“Mereka tidak boleh lagi berlaku seperti ketika masih dalam status walaka, misalnya memakai celana panjang, memakai celana atau baju jeans, menggunakan perhiasan, berpakaian seksi dan lain-lainnya,” ungkap Ida Pedanda.

Ida pedanda pun menyebutkan etika berbusana yang baik dan benar bagi seorang Wiku atau Sulinggih adalah disesuaikan dengan tingkat kesuciaan yang bersangkutan. “Untuk pakaian sehari-hari bagi sulinggih laki-laki sebaiknya mengenakan, kain putih, selimut kuning bertepi putih, ikat pinggang putih, keluar rumah (griya) harus memakai tongkat, boleh memakai jubah (kwaca rajeg). Sedangkan untuk sulinggih Istri (perempuan) hendaknya menggunakan kain yang dasarnya kuning, boleh berkembang namun warna dasar kuning masih tetap dominan, baju putih, selendang kuning dan ikat pinggang putih. Busana tersebut yang baik dikenakan oleh para wiku dan jangan meniru model berbusana budaya agama yang lain dalam berpakaian dengan banyak menggunakan perhiasan dan bentuk pakaian yang tidak sesuai,”ucap Ida Pedanda.

Lebih lanjut Ida Pedanda menjelaskan, bagi mereka yang telah menjalani pawintenan semisal pawintenan tingkat eka jati, hendaknya berbusana lengkap serba putih, dari bentuk destar mongkos nangka, baju, kain dan kampuh. Bagi yang memelihara rambut dimasukkan ke dalam destar dengan cara dikonde, sehingga tidak terurai.

Kemudian ungkap Ida Pedanda, tidak dibenarkan mengenakan busana pada waktu memuja seperti busana Pandita, termasuk juga dalam hal tatanan dandanan rambut. Perlengkapan Pamangku dalam melaksanakan tugasnya tidak memakai, perlengkapan sebagaimana yang dipergunakan oleh Pandita.

“Yang boleh dipergunakan oleh seorang Pemangku adalah genta, dupa sastrat, sangku atau payuk, serta dulang sebagai alasnya, dikarenakan walaka ini merupakan seorang rohaniawan dan sekaligus seorang spiritualis dan sebagai seorang rohaniawan walaka dituntut melaksanakan fungsi manifesnya,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Sabha Upadesa Denpasar, Wayan Meganada berharap, paruman ini mampu menghasilkan sesuatu yang dapat menjadi pegangan umat Hindu dalam menjalankan ritual keagamaannya.

“Dari paruman ini kedepannya diharapkan bisa menemukan penyatuan persepsi antara para sulinggih maupun walaka dalam berbusana yang baik dan sepantasnya dalam melaksanakan tugas keagamaan,” ucap Meganada.

Paruman Sulinggih se-Kota Denpasar ini adalh yang ketiga kalinya dimana peserta yang terlibat pada kegiatan ini adalah para walaka dari 35 Desa Pakraman yang ada di kota ini.

wartawan
I Wayan Sudarsana
Category

Pak Koster, The Strong Leader, dan Man Of Action

balitribune.co.id | Gubernur Bali, Wayan Koster (Pak Koster), telah memperlihatkan kinerja apiknya pada masa jabatan pertamanya, 2018-2023, kendati berkinerja apik, Pak Koster tidak sepi dari protes, kritik, dan bahkan bulian hingga fitnah, tetapi beliau tak bergeming, ia terus bekerja melahirkan banyak karya yang kelak akan menjadi legacy bagi generasi mendatang, ujian terbesar dan terberat bagi kepemimpinannya adalah saat covid 19 ikut mendera Bali, s

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

BNN Ungkap Jaringan Narkoba Internasional, Tangkap Warga Australia dan India

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali kembali mengungkap narkotika jaringan internasional. Dari pengungkapan itu, petugas mengamankan dua Warga Negara Asing (WNA) dan menyita barang bukti ratusan gram Hasis dan Ganja.

Baca Selengkapnya icon click

Penguatan Kompetensi Guru dan Siswa di SMKN 1 Amlapura

balitribune.co.id | Amlapura - Sebagai Bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, Astra Motor Bali kembali menggelar kegiatan pelatihan dan pengajaran di sekolah mitra binaannya, SMK Negeri 1 Amlapura. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 18 hingga 22 Mei 2025, dalam rangkaian program Sinergi Bagi Negeri Vokasi Astra Honda.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

3 Ribu Sapi Gianyar Siap Pasok Kebutuhan Idul Adha di Luar Bali

balitribune.co.id | Gianyar - Jelang hari raya Idul Adha pada awal Mei 2025 ribuan sapi dari Kabupaten Gianyar sudah terkirim ke luar Bali, khususnya Jawa. Sedikitnya 3.000 ekor sapi dari 5.000 ekor sapi kuota dari giahyar sudah terkirim. Dari data yang dihimpun, secara umum quota Sapi Bali untuk di kirim ke luar per tahun 2025 sebanyak 40.000 ekor. Dan sampai saat ini 60% quota sapi sudah terkirim. 

Baca Selengkapnya icon click

Bayi yang Dibuang Dekat Kuburan Banjar Seribatu Kini Dirawat Yayasan Metta Mama Magha

balitribune.co.id | Bangli - Kasus penemuan bayi laki-laki di Banjar Seribatu, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, memasuki babak baru. Setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Bangli dan sempat dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, kini kondisi bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut membaik. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.