BALI TRIBUNE - Setelah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Bali periode 2017-2021, Ketut Suwandi mengatakan pihaknya segera fokus pada dua agenda besar di tahun 2018, yakni hal-hal berkaitan dengan bidding PON 2024 dan upaya meraih posisi lima besar pada PON XX/2020 Papua.
“Ya, seperti kita tahu keinginan Bali menjadi tuan rumah PON tahun 2024 sudah kami lakukan dengan mendaftarkan Bali sebagai calon tuan rumah (bidding). Persyaratan administratif sudah kami penuhi, tinggal langkah-langkah strategis yang akan kami lakukan ke depan,” ujar Ketut Suwandi seusai Musorprov KONI Bali, di Lovina Singaraja, Sabtu lalu.
Musorprov KONI Bali diikuti 63 vooter terdiri dari KONI Kabupaten dan Kota seluruh Bali, organisasi dan pengprov cabang olahraga di bawah naungan KONI Bali. Dari 63 vooter yang hadir, sebanyak 53 vooter mendukung Suwandi kembali sebagai ketua umum sekaligus ketua tim formatur. Dalam menyusun kepengurusan KONI Bali 2017-2021, Suwandi sebagai ketua tim formatur di dampingi Nyoman Mardika dari KONI Denpasar, dan Nyoman Budi Adnyana dari cabor taekwondo.
Suwandi mengatakan, selain bersama anggota formatur menyusun kepengurusan KONI Bali untuk periode mendatang, pihaknya juga akan menyiapkan langkah-langkah konkret terkait bidding PON 2024. Di antaranya mengunjungi KONI Provinsi seluruh Indonesia, dan menggelar diskusi olahraga dengan menghadirkan KONI Provinsi seluruh Indonesia ke Bali.
“Terkait kelanjutan bidding PON 2024, kami akan mengadakan silaturahmi ke KONI-KONI Provinsi untuk mencari dukungan, selain juga menggelar kegiatan olahraga berupa seminar di Bali dengan mengundang mereka (KONI Provinsi) ke Bali. Tentu ini memerlukan anggaran,” ujar Suwandi.
Suwandi mengaku optimis Bali bisa memenangkan bidding PON tahun 2024 mendatang, karena berdasarkan informasi lisan dari KONI Provinsi di Indonesia, kalau Bali menjadi tuan rumah PON banyak manfaat didapat karena Bali sebagai destinasi pariwisata ternama dunia.
Sedangkan terkait target meraih posisi lima besar pada PON 2020 di Papua, Suwandi mengatakan mulai awal 2018 seluruh cabor terutama cabor yang dipertandingkan di PON Papua wajib mempersiapkan atlet-atletnya ke arah tersebut. Artinya, lanjut Suwandi, program-program pelatihan maupun berbagai kejuaraan untuk merebut tiket PON Papua, mesti dipersiapkan lebih baik lagi.
Suwandi tak menampik untuk program itu memerlukan anggaran lebih besar dari sebelumnya. Jika tahun 2017 KONI Bali digelontor dana hibah dari Provinsi Bali senilai Rp15 miliar, maka mulai tahun depan harus lebih besar lagi mengingat berbagai program pelatihan sudah mulai dilakukan cabor-cabor.
“Dana yang kami butuhkan untuk merebut posisi lima besar pada PON 2020 mendatang tidak kurang dari Rp25 miliar per tahun mulai 2018. Dana tersebut diperuntukkan pembinaan cabor-cabor agar yang saat PON tahun 2016 kurang berprestasi, bisa ditingkatkan prestasinya pada PON 2020. Kalaupun tidak bisa berada di posisi lima besar, paling tidak Bali di PON nanti sama prestasinya dengan PON Jabar, yakni enam besar,” demikian Suwandi.