SVF 2016 Sediakan Stan Kuliner Lokal Bali, Gratis | Bali Tribune
Diposting : 29 July 2016 15:40
ayu eka - Bali Tribune
festival
GRATIS - Sanur Village Festival ke-11 lebih banyak menghadirkan kuliner lokal maupun internasional dan menyediakan Stan Kuliner Lokal Bali secara gratis.

Denpasar, Bali Tribune

Pesta rakyat yang berskala internasional (Sanur Village Festival) ke-11 tahun ini lebih banyak menghadirkan kuliner lokal maupun internasional. Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali, I Ketut Ardana mengatakan SVF 2016 Sediakan Stan Kuliner Lokal Bali, Gratis. Pihaknya mengundang pelaku kuliner lokal untuk mempromosikan menu unggulannya pada ajang SVF yang akan berlangsung di area Maisonette, Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar pada 24-28 Agustus 2016 mendatang.

Pihaknya berharap dari ratusan ribu orang pengunjung baik dari mancanegara maupun lokal, akan meningkatkan transaksi festival makanan pada SVF tahun ini hingga mencapai diatas Rp 15 miliar. “Kuliner (SVF) sebenarnya tidak bisa dibatasi harus internasional atau lokal karena bule pun mencoba kuliner lokal sekarang dan itu salah satu tren. Kalau kita ngomongin orang Eropa atau Australia pasti mencari makanan lokal kita. Begitu juga kopi yang dicari adalah kopi Bali bukan yang merk luar,” terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (28/7).

Sehingga kata Gusde porsi untuk makanan lokal akan selalu ada baik itu di hotel-hotel di kawasan Sanur maupun saat pelaksanaan SVF. “Hotel-hotel di Sanur maupun di hotel saya pasti kandungan makanan lokal dan luar hampir berimbang karena itulah market (Eropa dan Australia) yang ada di Sanur,” katanya yang juga Ketua PHRI Kota Denpasar. Seperti pengalaman SVF sebelumnya, dia mengatakan bahwa menu lokal terutama babi guling yang paling disukai pengunjung. “Babi guling yang paling cepat habis di Sanur festival. Memang panitia selalu memberikan tempat gratis kepada kuliner lokal kita,” sebutnya.

Bahkan ditambahkan Gusde jika Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar konsisten untuk mempromosikan kuliner lokal. “Kami sudah punya pola untuk rebranding Kota Denpasar. Kedua, melakukan sales mission dan kami sangat tergantung sekali terhadap produknya dulu melalui kerjasama dengan Dispar. Kami berikan masukan-masukan,” ungkap Gusde yang juga Ketua BPPD Kota Denpasar. Sebab dikatakannya yang menjadi tren di dunia saat ini adalah gastronomi (makanan).

Seperti disebutkannya Indochina yaitu Vietnam dan Kamboja di jalan-jalan kawasan pedestrian pada malam hari banyak berjejer aneka makanan lokal. Melihat tren tersebut BPPD kata dia konsisten melakukan promosi makanan lokal. “Di Kota Denpasar perlu dibangun seperti itu. Tapi memerlukan tempat besar dan parkir, misalkan seluas 1 hektar untuk tempat makanan. Daerah Renon saya pikir tetap menjadi salah satu area itu karena ada akses-akses ke Sanur dan Nusa Dua,” ucapnya.