Tanpa Sendratari Kolosal, Pawai HUT Kota Dikemas Lebih Meriah | Bali Tribune
Diposting : 30 April 2019 19:37
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/ DITIADAKAN - Sendratari Kolosal yang menjadi magnet Hut Kota Gianyar, tahun ini ditiadakan.
balitribune.co.id | Gianyar - Sendratari kolosal  yang saban tahun menjadi magnet HUT Kota Gianyar, untuk tahun ini ditiadakan. Pun demikian, HUT Kota Gianyar yang  sebelumnya menjadi medium ajang pentas kesenian dan budaya nusantara, juga tidak nampak lagi. Sebagai gantinya. Pawai budaya  yang kini ditampilan di bagian penhujuang kegiatan, dipastikan akan lebih berkesan.
 
Kabid Kesenian Disbud Gianyar, Anak Agung Gede Agung, Senin (29/4), mengungkapkan pawai budaya serangkaian HUT Kota Gianyar ke-248 dipastikan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Sedikitnya,  3.500 seniman dari tujuh kecamatan di Gianyar plus SMKN 3 Sukawati akan dilibatkan untuk menghibur masyarakat Gianyar pada Hari  Rabu 1 Mei besok. Pawai ini mengambil start dari selatan Balai Budaya dan pentas di open stage selama lima menit, lalu melanjutkan pawai hingga ke GOR Kebo Iwa, Gianyar. “Seniman yang tampil sedikitnya 3.500, setia tim kesenian dengan jumlah seniman berbeda-beda, dan paling sedikit satu tim menampilkan 400 seniman,” ungkapnya.
 
Disebutkan,  mengawali pawai, tampil SMKN 3 Sukawati dengan Adi Merdangga dan pementasan lainnya, lalu diikuti Kecamatan Gianyar, Tegalalang, Payangan, Blahbatuh, Ubud, Sukawati dan terakhir Kecamatan Tampaksiring. “Kecamatan Tampaksiring yang tampil paling terakhir, sekaligus sebagai uji coba persiapan untuk tampil di pawai PKB nanti. Tim dari Tampaksiring ini dengan jumlah seniman 700 orang dan menampilkan kreasi terbaiknya untuk pawai PKB,” terangnya.
 
Pada pelaksanaannya, masyarakat juga diimbau agara tidak terkonsentrasi menonton di areal open stage, mengingat hamper sepanjang 1 km pawai dari Balai Budaya sampai di GOR Kebo Iwa akan menampilkan kreasi.  Sementara Untuk persiapannya, masing-masing tim kesenian sudah melakukan gladi bersih di open stage, bahkan ada yang latihannya sampai dini hari, sekitar pukul 05.00 Wita. “Ini membuktikan keseriusan tim kesenian, agar bisa tampil maksimal saat pawai,” bocornya.
 
Yang menarik dari pawai ini, setiap tim kesenian masing-masing kecamatan tidak diperbolehkan menampilkan hiasan dari plastic ataupun Styrofoam.  Karena Surat Edaran Bupati   tentang larangan pemakaian bahan non organic sudah disebar. Sedangkan penggunaan mobil hias diperbolehkan untuk mengangkut property gamelan, namun tetap tanpa hiasan berbahan non organic. Sedangkan tema pawai adalah “Satya Pramana Winangun Loka Budaya” yang artinya kekuatan jiwa membangkitkan budaya local menghadapi arus budaya. “Tema tersebut sangat  relevan dan termasuk salah satunya usaha penyelamatan lingkungan dengan cara meminimalisir penggunaan atau property yang berbahan tidak ramah lingkungan,” tambahnya.