balitribune.co.id | Kuta - Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai telah berupaya berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan agar bersedia memilih penerbangan di luar jam-jam sibuk untuk menghindari kepadatan penumpang dan lalu-lintas keluar maupun menuju bandara. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menyatakan, penumpukan aktivitas penerbangan di bandara setempat selama ini terjadi karena adanya sejumlah maskapai yang memilih untuk terbang di jam-jam tertentu saja. Maskapai penerbangan memilih di jam- jam sibuk atau peak hour mulai dari siang dan sore hari.
Selain itu, pihak pengelola bandara setempat juga berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali untuk memberikan kelonggaran kepada wisatawan yang mendarat di Bali pada malam hari. "Di jam-jam kosong itu di malam hari," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini tengah mendorong adanya kerjasama antara PHRI Bali dengan pihak maskapai untuk mau membuka jam penerbangan malam dengan jaminan penumpang langsung dapat memesan kamar hotel yang waktu pemesanannya atau check-in terhitung selama 24 jam sejak penumpang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Hal ini diharapkan dapat mengisi 20 persen kekosongan tingkat keterisian kamar hotel yang tidak terserap pasar wisatawan di Bali.
Upaya tersebut untuk mengurangi penumpukan aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dapat berpengaruh pada trafik penumpang dan kendaraan. Handy membeberkan, jumlah penumpang di bandara setempat terefleksi dengan jumlah kendaraan, dengan perbandingan 1 banding 3 atau jika jumlah penumpang sebanyak 60 ribu orang maka jumlah kendaraan berkisar 20 ribu unit.
Menurutnya, dengan upaya mendorong pihak maskapai memanfaatkan penerbangan di jam kosong di malam hari, maka diharapkan hal tersebut akan membantu mengurai kepadatan trafik kendaraan di Bandara Ngurah Rai yang kerap menimbulkan kemacetan. Pihak bandara setempat mencatat jumlah penumpang sebanyak 21.451.411 penumpang yang dilayani sepanjang tahun 2023. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 24.169.561 penumpang.
Seperti diketahui, kemacetan parah sempat terjadi di area menuju dan keluar Bandara I Gusti Ngurah Rai saat menjelang libur pergantian tahun 2023/2024 yang sempat viral di media sosial. Pihak terkait pun berupaya mencari solusi mengatasi kemacetan tersebut supaya tidak terjadi lagi karena dapat mengurangi kenyamanan wisatawan saat berada di pulau ini. Apalagi tahun 2024 ini Bali ditargetkan mampu mendatangkan 7 juta wisatawan asing. Kedatangan wisatawan asing dan domestik tersebut yang ditargetkan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya diharapkan tidak menimbulkan kemacetan lalu-lintas.