balitribune.co.id | Denpasar - Tari Padma Kesara merupakan tari kebesaran Desa Adat Bualu yang konsep besarnya yakni pemersatu banjar-banjar yang ada di Desa Adat Bualu.
Hal ini diungkapkan I Wayan Muliarta, selaku Ketua Sanggar Semeton Nusa Dua, disela-sela pementasan Padma Kesara di kalangan Ayodia Art Center, Jumat (28/6) malam.
"Desa Bualu itu terdiri dari delapan banjar yang dilambangkan dengan Asta, atau Asta Dala. Jadi prinsipnya kita berpaya menyatukan banjar-banjar yang ada di Desa Bualu terutama dalam berkesenian," ujarnya.
Asta Dala atau Padma Kesara yang berasal dari delapan kelopak Bunga Teratai melambangkan delapan banjar dalam satu kesatuan. Bersatu dalam satu wadah berkesenian menjadi "Padma Kesara".
"Ini kita ambil dari konsep Asta Dala itu sendiri. Jadi kami di Desa Bualu bisa dibilang 'Astika Tunggal Ika' atau delapan menjadi satu dalam wadah Desa Adat Bualu," jelas Muliarta.
Pada kesempatan ini Muliarta menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung yang telah memberikan kesempatan kepada Sanggar Seni Nusa Dua untuk tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB). Muliarta pun berharap dikemudian hari bisa dilirik kembali pada ajang-ajang yang lainnya.
Sementara itu dr. I Wayan Deddy Sumantra, selaku Ketua Listibiya Kecamatan Kuta Selatan, memuji penampilan apik Sanggar Semeton Seni Nusa Dua yang mampu memukau para penonton. Deddy Sumantara mengakui jika dirinya juga sempat tampil terakhir kali di lomba Gong Kebyar di tahun 2007.
"Namun setelah tahun itu barulah diparadekan, itu sudah tujuh belas tahun yang lalu. Dan penampilan kali ini langkah atau upaya kami sesuai dengan visi misi PKB itu sendiri," tuturnya.
Menurutnya penampilan kali ini upaya pelestarian seni budaya yang menjadi asset Dea Adat Bualu, selain juga ada khasanah-khasanah yang sifatnya sangat "local genius" atau sangat sakral yang memang menggambarkan kekhasan di desa Adat Bualu.
"Jadi pada dasarnya kami di Kuta Selatan melalui pementasan kali ini, sangat bersyukur sekaligus menambah spirit untuk menggali kembali kesenian-kesenian yang ada di Kuta Selatan. Kami juga berharap ke depan agar diberikan lebih banyak ruang dalam berkesenian," pungkasnya.
Seperti diketahui, Om Saraswati Padma Kesara Warnini Padma Kesara merupakan nama indah yang diberikan oleh para pujangga kepada Bunga Teratai berwarna merah muda diabadikan sebagai warna Wirama Kakawin yaitu Wirat Padma Kesara. Bunga Padma Kesara hidup di tiga alam, Bhur, Bhwah Shwah, dan merupakan bunga persembahan umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta para Dewa.
Keberadaan Bunga Teratai yang disebut Padma Asta Dala yang menginterpretasikan Desa Adat Bualu yang tergabung dari delapan banjar. Terinspirasi dari konsep tersebut, terbentuklah sebuah karya Tari Maskot Desa Adat Bualu dengan judul “Padma Kesara” dengan makna sebagai sebuah pemersatu serta melambangkan karakteristik masyarakatnya. “ASTIKA TUNGGAL IKA”: “Tan Hana Bualu Mangruwa” (delapan itu adalah satu).