Tarif Penginapan di Ubud Bergerak Naik | Bali Tribune
Diposting : 19 September 2022 07:46
ATA - Bali Tribune
Bali Tribune/ UBUD- Pasca pandemi Covid-19, tarif penginapan di Ubud mulai bergerak naik.

Balitribune.co.id | Gianyar - Perang harga para pengusaha penginapan, mulai dari home stay, villa, hotel melati hingga hotel berbintang di saat pandemi, memang  memprihatinkan. Syukurnya, kini seiring angka kunjungan dan hunian yang mulai meningkat, para pengusaha akomodasi wisata ini mulai mengkalkulasi harga kembali ke standar  menyesuaikan fasilitas pelayanan.

 

Ibu Nyoman Badri, salah seorang pengusaha home stay dan resto, Kamis (15/9) mengakui selama pandemi, pihaknya hanya memikirkan biaya pengeluaran rutin  tertutupi. Meliputi biara listrik, PDAM dan perawatan lainnya. Karena itu, asal mendapatkan tamu, pihaknya bersyukur dan tidak lagi memikirkan  keuntungan.

" Saat pandemi, asal dapat tamu saja sudah syukur. Karena pemenuhan tagihan listrik, PDAM dan lainnya kan  harus tetep jalan," ungkapnya.

Kenyataan ini juga diperkuat dari  perang harga di sejumlah aplikasi penyedia jasa layanan akomodasi pariwisata.  Terutamnya villa dengan fasilitas lengkap dan privatpoll saat Pandemi  dibrandol dengan harga Rp350- Rp450 ribu. Sementara villa dengan fasilitas biasa rata-rata  di harga Rp150- Rp300 ribu.

Pasca pandemi tersebut harga sewa mulai merangkak naik. Situasi Ubud yang makin ramai dan sejumlah maskapai internasional mulai membuka penerbangan menjadi faktor kenaikan. Pantauan di penyedia jasa layanan aplikasi akomodasi pariwisata, Kamis (15/9) pekan silam villa dengan fasilitas lengkap dengan privatpool harga sewa berada di angka Rp650 ribu - Rp1,5 juta lebih.

Kondisi ini diakui oleh pemilik villa Buk Ketut, dimana ia sudah berani menaikan harga sewa villanya yang berlokasi di Ubud. Okupansi huniannya pun diakui meningkat, pasca adanya penerbangan internasional. "kalau dulu harga sewanya hanya untuk menutup pemeliharahan saja. Seperti bayar listrik, laundray, dan pembersihan rutin," ujarnya.

Ia berharap kondisi pariwisata di Ubud akan semakin pulih. Sebab saat covid-19 situasi sangat kacau. "Bersyukur melihat Ubud sudah mulai ramai dengan touris, pementasan tarian-tarian di Puri juga sudah kembali," ucapnya.

Hal ini juga jelan dengan peningkatan PAD kabupaten Gianyar per 25 Agustus 2022 yang berasal dari Pajak Hotel dimana target sebesar Rp524,3mikiar telah terealisasi Rp248,7 miliar. Pajak Restaorant Rp146 miliar dan realisasi Rp62 miliar.

Meski ada peningkatan, hal tersebut  kata Kepala Badan Pandapatan dan Keuangan Daerah Ngakan Jati Ambarsika belum signifikan. Hal ini dikarekan pihak hotel, Villa, dan Restaurant masih tahap promosi. Selain itu meski kunjungan terlihat ramai namun wisatawan hanya datang ke destinasi dan belum tentu menginap di Ubud. "Melihat situasinya tidak 100persen tercapai, tercapainya bisa 80persen," ujarnya.

Sebab upaya pemulihan perekonomian dengan memberikan memberikan penghapusan denda pajak untuk hotel, villa dan restaurant sedang dilakukan. "Agar mereka tidak terbebani denda lagi. Berakhir Oktober ini tapi kita perpanjang hingga Desember," pungkas birokrasi dari Payangan ini.