balitribune.co.id | Denpasar - Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dimana baru 16% diantaranya yang telah terdigitalisasi. Inilah alasan untuk menguji coba beragam solusi teknologi yang bertujuan untuk mempermudah bisnis terkecil sekalipun dalam memanfaatkan teknologi untuk bertransformasi ke online dan sukses dalam era digital.
Tingginya angka pelaku UMKM di Tanah Air mendorong platform layanan on demand menghadirkan Grab Tech Center di Indonesia yang juga akan menjadi pusat inovasi kawasan Asia Tenggara. Tech Center ini akan didedikasikan untuk mengembangkan berbagai solusi teknologi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Asia Tenggara. Berlokasi di Gama Tower dan menempati 9 lantai dengan luas wilayah lebih dari 12.000 meter persegi.
Tech Center akan difokuskan untuk meriset, merancang, dan menguji coba berbagai perangkat dan teknologi yang ditujukan bagi para UMKM di Indonesia terlebih dahulu, yang kemudian akan diekspor ke pasar berkembang lainnya di Asia Tenggara. Grab Tech Center telah diresmikan secara virtual oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Keuangan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (10/11).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Pandjaitan mengungkapkan para investor yang berkomitmen jangka panjang bagi perkembangan Indonesia memainkan peran penting dalam membantu mewujudkan misi ‘Making Indonesia 4.0’. "Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, kami membutuhkan dukungan dari mitra-mitra yang berkomitmen tidak hanya dari segi permodalan, tetapi juga sumber daya untuk mendorong pengembangan talenta dan infrastruktur digital di tanah air,” ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyatakan, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan hari ini pihaknya ingin memberi penghormatan kepada para UMKM. "Para UMKM pahlawan kita sehari-hari. UMKM memegang kunci pemulihan ekonomi Indonesia," ucapnya.
Pihaknya mendorong digitalisasi lebih banyak lagi UMKM merupakan hal yang harus segera dilakukan. Kata dia, Grab telah menjadi mitra strategis bagi pemerintah Indonesia yang secara konsisten membantu mendorong agenda transformasi digital melalui program-program seperti #TerusUsaha. "Membekali UMKM dengan solusi teknologi yang tepat untuk menavigasi dinamika bisnis online sangatlah penting, dan saya sangat mengapresiasi yang telah mendirikan Pusat Teknologi di Indonesia yang ditujukan untuk menjawab beragam kebutuhan para UMKM,” ujarnya.
Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia dalam siaran persnya menjelaskan Tech Center ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi di Indonesia dalam rangka membangun berbagai solusi yang dibutuhkan masyarakat Indonesia, namun tak terbatas pada itu saja. "Kami juga ingin berkontribusi dalam mengembangkan potensi teknologi Indonesia, dan berharap dapat memboyong teknologi buatan Indonesia ke seluruh Asia Tenggara,” ujarnya.
Pihaknya berencana untuk semakin memperkuat kapabilitas di backend engineering, mobile front-end engineering, serta site reliability engineering. Salah satu tanggungjawab utama tim Tech Indonesia adalah mengembangkan platform berbagai produk digital. Melalui platform produk digital, tim ini akan membangun berbagai jenis produk guna menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi para mitra pengemudi dan mitra agen.
Sementara itu Neneng Goenadi, Managing Director of Grab Indonesia menjelaskan pemulihan ekonomi Indonesia akan bergantung pada UMKM. Jika dapat meningkatkan ketangguhan UMKM, maka dapat mencegah terjadinya pengurangan tenaga kerja yang lebih besar dan membantu membangkitkan kembali ekonomi negeri. Banyak solusi teknologi B2B yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan yang lebih besar, namun masih sedikit yang mengembangkan produknya dengan memperhitungkan kebutuhan UMKM yang mungkin tidak memiliki dana, waktu, atau pengetahuan untuk menggunakan produk-produk tersebut.