Teks Terlalu Panjang, Peserta Ujian Tuna Rungu Kebingungan | Bali Tribune
Diposting : 23 April 2019 22:18
Andy Husaen - Bali Tribune
Bali Tribune/Soal Ujian Nasional Terlalu Panjang, Peserta Ujian Tuna Rungu Kebingungan.

balitribune.co.id | Amlapura - Hingga Selasa (23/4) keamrin, Ujian Nasional untuk SMP sederajat masih berlangsung dengan lancar tanpa hambnatan atau kendala berarti. Selain siswa SMP umum, ujian nasional juga diikuti oleh para siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karangasem. Berbeda dengan siswaa di sekolah umum, kendala justru dialami oleh para siswa peserta ujian nasional di SLB, dimana dua siswa Tuna Rungu kesulitan mengerjakan soal ujian. Selain teks soal yang cukup panjang, banyaknya istilah dalam soal ujuan juga menambah bingung siswa, sehingga mharus mendapatkan bantuan penjelasan dari guru pengawas ujian.

Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Karangasem, Mudi Dwikora Hesti, kepada wartawan membenarkan terkait kesulitan yang dialami oleh dua siswa Tuna Rungu dalam memahami soal ujian nasional. Minimnya kosakata yang dipahami oleh siswa serta teks soal yang terlalu panjang menjadi kendala siswanya, sehingga pengawas ujian harus berusaha menjelaskan maksud dari soal ujian.

Menurutnya dua siswanya itu akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ujian Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). “Biasanya banyak istilah baru serta ilmiah ditemukan di soal Bahasa Indonesia, serta IPA. Namun proses UN berjalan lancar walaupun agak sedikit kesulitan,” tegasnya, sembari menyebutkan jumlah siswa kelas III sebenarnya berjumlah delapan orang, hanya saja yang bisa ikut ujian sebanyak dua orang dari siswa Tuna Rungu. Sedangkan sisanya tidak bisa karena penyandang Tuna Grahita dan satu lainnya penyandang Autis.

Sementara itu, Ujian Nasional juga diikuti oleh siswa Sekolah Dasar di seluruh Karangasem. Agar tidak terlambat mengikuti Ujian nasional disekolah mereka, sebanyak tujuh orang siswa kelas VI SD Negeri 6 Bunutan, yang berasal dari Banjar Gulinten bagian bawah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang  terpaksa harus menginap disekolah mereka, mengingat jarak tempuh dari rumah mereka menuju sekolah sangat jauh.

Hal tersebut dibenarkan oleh I Wayan Dauh Suyasa, Kepala Sekolah SDN 6 Bunutan. Diakuinya ketujuh siswanya tersebut kadang menginap disekolah dan kadang dirumah warga sekitar sekolah hingga pelaksanaan ujian nasional berakhir pada Sabtu (27/4) mendatang. “Tujuh orang siswa kami yang berasal dari Gulinten bawah ada yang menginap disekolah dan dirumah warga sekitar. Untuk biaya dan tempat tinggal sudah aman dan ditanggung oleh sekolah,” sebutnya kepada wartawan Selasa (23/4) kemarin, sembari menambahkan untuk perharinya siswa bersangkutan mendapat uang saku sebesar 10.000 dan uang sejumlah itu menurutnya cukup untuk membeli makanan tiga kali sehari.