Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Terbenturan Anggaran, Piodalan Tanpa Nedunang Pratima

Bali Tribune/ PESIRAMAN ARCA - Kondisi Pura Pasiraman Arca yang berada dipinggi sungai Seganing, wilayah Kelurahan Kawan, Bangli.
balitribune.co.id | Bangli - Karena terbentur anggaran upacara, piodalan di Pura Pesiraman Arca tidak dibarengi dengan ngelungaang pretima. Padahal disalah satu sisi pura yang terletak di wewidangan Banjar/Kelurahan Kawan tersebut  merupakan salah satu tempat melaksanakan ritual melasti  dan ngening . Pura Pesiraman Arca yang berada ditepi sungai Seganing saat ini hanya diempon 5 KK.
 
Menurut salah seorang pengempon pura yang juga pengemong pura, I Gusti Ngurah Tangkeban, sebetulnya banyak krama dari beberapa banjar di Bangli yang biasa melaksanakan upacara melasti di Pura Pasiraman Arca, ada yang nunas tirta untuk kegiatan keagamaan.
 
Lanjutnya, untuk piodalan di pura Pesiraman Arca sendiri dilaksanakan pada rahina Anggar Kasih, Wuku Dukut. Disampaikan, jika sebelumnya pengempon pura memang cukup banyak  terutama dari kalangan puri, namun  saat ini yang masih tetap subakti ngempon  yakni Anak Alit Artawan,  Anak Gede Alit, Anak Agung Gede Rai dari puri Kawan, Anak Agung Gede Alit dari Puri Kawan Danginan, Puri Agung Bangli. “Memang sebelumnya cukup banyak yang ikut jadi pengempon pura, namun tanpa alasan yang jelas berhenti,” ujar pria asal Banjar/ Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kamis (9/8).
 
Lanjut Gusti Ngurah Tangkeban kondisi pura yang terletak dipinggir sungai seganing  atau jauh dari pemukiman, sehingga pengempon pura mengambil langkah antisipasi dengan ngeligihan pratima (benda yang disakralkan) di merajan Gusti Ngurah Tangkeban dan di Puri Kawan Bangli. “Antisipasi hal- hal yang tidak diinginkan  maka pretima disimpan di dua tempat yakni di Puri Kawan dan  di merajan saya sendiri,”jelasnya.
 
Kata Gusti Ngurah Tangkeban setiap dilangsungkan piodalan, biasanya dibarengi dengan  ngelungaang pretima menuju Pura Pesiraman Arca. Prosesi ngelungaang  pretima menuju Pura Pasiraman Arca diiringi dengan tetangguran atau gambelan. Lokasi merajaran Gusti Ngurah Tangkeban menuju Pura Pasiraman Arca sekitar 2,5 kilometer. “Untuk seke gong biasanya kami mengundang  krama banjar Gunaksa. Karena keterbatasan anggaran maka selama dua kali piodalan tidak  dibarengi dengan ngelungaang pretima,” ungkapnya sembari mengatakan ketika  mengundang  paling tidak memberi suguhan sebatas minum.
 
Disinggung terkait laba pura, Kata Gusti Ngurah Tangkeban mengungkapkan sejatinya pura tersebut memiliki laba berupa lahan persawahan dan tegalan. Hanya saja untuk lahan persawahan telah dimanfaatkan pemerintah untuk kolam renang seganing. “Untuk pemanfaatan laba pura  untuk kolam renang oleh pemerintah telah melalaui proses tukar guling, sebagai  penukaranya diberi lahan tegalan di wilayah Galiran Susut, namun lahan tersebut tidak produktif,” sebutnya.
 
Sementara itu, untuk luas lahan  yang dimanfaatkan untuk kolam renang dan tukar guling sama-sama luas  36 are. “Jika lahan produktif tentu bisa dimanfaatkan untuk biaya pelaksanaan piodalan,” ucapanya. Diakui untuk piodalan, biasanya sarana upacara disiapkan di rumah Gusti Ngurah Tangkeban. Setelah sarana upacara lengkap baru diangkut menggunakan truck dan dibawa ke pura Pasiraman Arca. Pihaknya tidak menampik jika persiapan sarana upacara lebih banyak ditanggung sendiri. “Untuk pengempon lainya biasanya saya minta berupa banten soroan dan pejati. Selebihnya saya yang mempersiapkan bersama keluarga di rumah. Untuk sarana upacara yang tidak bisa kami buat sendiri maka kami beli ditempat lain,” bebernya. Untuk piodalan bisa menghabiskan biaya Rp 15 Juta. Disisi lain, karena tidak ngelungaang maka piodalan berlangsung sehari.
 
Terkait kondisi tersebut, sejatinya pihaknya sudah sempat mengkoordinasikan dengan pemerintah daerah. Pihaknya pun berharap ada dukungan dari pemerintah. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah kaitanya dengan pelaksanaan upacara. Sebelumnya memang ada bantuan pemerintah berupa pembangunan, namun setelah itu, kami belum pernah melaksanakan karya,” imbuhnya. (u)
wartawan
Agung Samudra
Category

Korban Hilang Pascabanjir Belum Ditemukan, Desa Adat Mengwitani Gelar Upacara

balitribune.co.id | Mangupura - Satu keluarga hingga Minggu (14/9), masih dinyatakan hilang pascabanjir bandang melanda Perumahan Permata Residence, Lingkungan Gadon, Kelurahan Mengwitani pada Rabu (10/9).

Tim gabungan terus melakukan pencarian di lokasi, sementara Desa Adat Beringkit menggelar ritual adat untuk mendoakan para korban.

Desa Adat Beringkit menggelar ritual Mecaru Guru Piduka dan Bendu Piduka di lokasi kejadian. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bersama JRX SID dan Komunitas Pantai Kuta, Bupati Badung Tegaskan Komit Penataan dan Pengelolaan Ikon Pariwisata

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa melaksanakan dialog dengan Klkomunitas sekitar Pantai Kuta, bertempat di Skatepark Pantai Kuta, Jalan Pantai Kuta, Kuta, Sabtu (13/9). Pertemuan ini membahas tentang pengelolaan dan penataan Pantai Kuta.

Baca Selengkapnya icon click

Menteri Ekraf Bahas Penguatan Sistem Royalti Musik dengan LMKN

balitribune.co.id | Denpasar - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya bersama Komisioner dan Pengurus Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) membahas tentang keberlanjutan ekosistem musik nasional, khususnya dalam aspek perlindungan hak ekonomi pencipta, pemegang hak terkait, serta para pelaku industri kreatif yang menjadi pengguna musik.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

BMKG: Musim Hujan Datang Lebih Cepat, Ada Ancaman Bahaya Sekaligus Peluang Pertanian

balitribune.co.id | Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih awal dari kondisi normal. Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, dan secara bertahap akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

Baca Selengkapnya icon click

Dinas Kebudayaan Buleleng Gelar Eksibisi Megangsing di Desa Gobleg

balitribune.co.id | Singaraja - Permainan megangsing kembali di populerkan melalui pertandingan eksibisi. Dinas Kebudyaan Kabupaten Buleleng, menggelar permainan tradisional itu anak-anak SD dan SMP di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, pekan lalu. Para peserta beradu ketangkasan agar gangsing mereka bertahan paling lama berputar. Sementara penonton bersorak sorai menyemangati permainan tradisional yang nyaris punah itu.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.