Tiang Listrik PLN Tumbang Berserakan, Akses Jalan Warga Banjar Galih Putus Oleh Terjangan Banjir | Bali Tribune
Diposting : 3 April 2018 09:56
Redaksi - Bali Tribune
jembatan
BERSERAKAN – Tiang listrik yang tumbang lantaran diterjang banjir tampak berserakan di aliran sungai yang melewati akses jalan menuju Banjar Galih.

BALI TRIBUNE - Berulang kali diterjang banjir besar, membuat satu-satunya akses jalan menuju Banjar Galih, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, putus. Ada sebanyak 120 kepala keluarga (KK) di banjar ini yang akhirnya terisolir tidak bisa ke mana-mana utamanya saat terjadi terjangan banjir besar atau air bah yang biasanya sering terjadi pada saat hujan lebat di hulu sungai di lereng Gunung Agung.

 Dari pantauan koran ini langsung di lokasi jalan putus menuju Banjar Galih, Senin (2/4), sejumlah tiang listrik milik PLN bertumbangan dan ikut hanyut terbawa derasnya banjir yang terjadi berulang kali di jalur ini. Kabel listrik melintang di dasar sungai, namun aliran listriknya sudah diputus oleh PLN dan aliran listriknya sudah dipindahkan ke jaringan lain agar aliran listrik ke Banjar Untalan dan Banjar Galih tetap menyala.

“Sangat berbahaya, apalagi saat hujan lebat pasti terjadi banjir dan jalan ini pasti tidak bisa dilalui karena tidak ada warga berani nerobos terjangan banjir,” ungkap I Wayan Simpen, salah satu warga Banjar Galih kepada koran ini di lokasi jalan yang putus tersebut, kemarin.

 Dikatakannya, jika akses satu-satunya menuju Banjar Galih yang berada di atas bukit dan merupakan satu dari sekian wilayah yang masuk zona berbahaya erupsi Gunung Agung, atau Kawasan Rawan Bencana (KRB) III karena berada di radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung tersebut sudah terputus saat terjadi banjir lahar hujan, November 2017 lalu. Namun kondisi semakin parah menyusul kejadian banjir yang sering terjadi pada saat musim hujan, dan bahkan sepanjang Minggu (1/4) lalu jalan tersebut kembali diterjang banjir besar dan lagi-lagi warga di Banjar Galih terisolir.

 Hal senada dikatakan Wayan Sandiasa, salah satu warga Banjar Untalan. Bahkan saat terjadi banjir besar sekitar satu bulan lalu juga nyaris memakan korban jiwa. Dimana saat itu salah satu siswa dari Banjar Galih yang baru pulang dari sekolah memaksa menyeberangi sungai saat terjadi banjir.  Akibatnya, sepeda motor siswa bersangkutan terseret banjir, namun beruntung siswa tadi berhasil diselamatkan warga setempat setelah berteriak meminta tolong.

 “Orangnya saat itu selamat setelah diselamatkan oleh warga disini, sedangkan motornya terseret banjir hingga jauh,” ucap Sandiyasa. Ditambahkannya setiap kali terjadi hujan dan banjir, praktis tidak ada satu pun warga yang berani melintas atau menerobos jalan yang putus tersebut karena sangat berbahaya. Artinya seluruh warga di Banjar Galih terisolir.

 Baik Sandiyasa maupun Wayan simpen dan masyarakat Banjar Galih berharap pemerintah bisa membangun jembatan di akses jalan putus yang dilintasi sungai tersebut. Selain sebagai akses jalan dan akses ekonomi masyarakat setempat, jalan itu merupakan satu-satunya jalur evakuasi warga jika terjadi erupsi Gunung Agung.