Tidak Ada Kasus Covid-19, Dua Desa di Buleleng Jadi Role Model Penanganan Covid-19 | Bali Tribune
Diposting : 7 May 2021 05:47
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune / Sekda Buleleng Gede Suyasa
balitribune.co.id | SingarajaMasih bertenggernya Buleleng dalam zona merah peta zona risiko Covid-19 tak membuat surut  kerja Satgas Covid-19 Buleleng dalam upaya membendung laju pertumbuhan angka terpapar Covid-19. Salah satunya, adanya dua desa di Buleleng yang selalu berada di zona hijau Covid-19. Dua desa tersebut yakni Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan dan Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng. Dua desa tersebut sampai saat ini tercatat tidak pernah memiliki kasus aktif Covid-19. Rencananya, Satgas Covid-19 Buleleng akan menggali apa yang dilakukan dua desa ini sehingga tidak pernah memiliki kasus pandemi ini. Tidak hanya itu, dua desa itu akan dijadikan role model penanganan virus corona bagi desa-desa lain di Buleleng.
 
“Dua desa ini sampai tidak punya kasus (Covid-19) itu strategi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM)  nya seperti apa. Satgas desa, Satgas Gotong Royong nya seperti apa. Itu  yang mungkin perlu disampaikan ke teman-teman desa lainnya yang punya kasus,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Gede Suyasa selaku Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng saat ditemui usai menerima kunjungan dari perwakilan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional di Ruang Rapat Lobi Kantor Bupati Buleleng, Kamis (6/5).
 
Selain soal dua desa yang masuk dalam zona hijau dengan zero kasus, Suayasa menjelaskan kehadiran tim Satgas Penanganan Covid-19 Nasional ini menurutnya lebih banyak menyoroti efektivitas PPKM.
 
”PPKM ini menurut pandangan Satgas Nasional adalah kunci kesuksesan penanggulangan Covid-19,” kata Suyasa.
 
Dalam pertemuan dengan tim Satgas Nasional, anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang menjadi anggota Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng juga memberikan usulan. Usulan itu, kata Suyasa diantaranya, tetap dilakukan tracing, test, treatment (3T) secara lebih massif termasuk mengaktifkan kembali PPKM Mikro.
 
“Posko yang aktifitasnya kurang lebih diaktifkkan kembali. Secara administratif imbauan Bupati sudah beredar untuk aktifkan kembali posko itu. Hanya saja praktiknya harus dalam monitor kita,” tandas Suyasa.
 
Sementara, Tenaga Ahli Pendamping Satgas Penanganan Covid-19 Nasional I Nyoman Gede Agus Asrama mengatakan, berdasarkan pemaparan ada dua desa yang sampai hari ini tidak ada kasus konfirmasi positif. Di dua desa itu telah tumbuh kesadaran optimal pemahamannya terkait Covid-19. Atas kondisi itu, sambungnya, peran-peran ini harus disemai di desa-desa yang lain.
 
“Dengan begitu, Kabupaten Buleleng dapat mempertahankan hal-hal baik tersebut dan menjadi contoh untuk kabupaten lain di Bali. Termasuk kabupaten lain di Indonesia. Harapannya seperti itu,” ujarnya.
 
Sedang soal vaksin, I Nyoman Gede Agus Asrama mengatakan, vaksin bukan satu-satunya cara menangani pandemi dan hanya salah satu variable saja. Yang terpenting, katanya, masyarakat harus sadar dimasa pandemi itu harus disiplin mematuhi protokol kesehatan dan termasuk disiplin untuk tidak melanggar peraturan prokes.
 
“Vaksin memang perlu, utamanya untuk lansia karena sangat terdampak apabila lansia terkena atau kontak erat dengan Orang Tanpa Gejala (OTG). Itu berpotensi untuk tertular. Oleh karena itu, vaksin ini memang salah satu program nasional untuk membentuk herd immunity. Dan ini memang merupakan prioritas untuk wilayah-wilayah yang bersentuhan dengan pariwisata. Kemudian kontak erat dengan pendatang. Ini yang menjadi salah satu prioritas,” ucap Agus.