Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tiga Program Mendesak Koster-Giri Dalam 100 Hari Pemerintahannya

Bali Tribune / Umar Ibnu Alkhatab - pengamat kebijakan publik.

balitribune.co.id | Menjelang dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali oleh Presiden Prabowo, kita yakin bahwa Koster-Giri telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjalankan mandat rakyat itu. Termasuk di dalamnya adalah menyiapkan sejumlah program untuk rakyat yang segera dikebut dalam 100 hari pertama pemerintahannya. 

Kendati program 100 hari bukanlah tolok ukur keberhasilan mereka, setidak-tidaknya program 100 hari ini akan dipakai Koster-Giri untuk memanaskan mesin pemerintahannya agar bisa diketahui suku cadang mana yang perlu diperbaiki dan diganti sehingga mesin pemerintahannya efektif menempuh perjalanan lima tahun ke depan.

Di sisi lain, publik pun kadang menunggu apa yang menjadi program 100 hari sebuah pemerintahan baru yang dapat memberikan solusi praktis atas persoalan yang mereka hadapi dalam waktu yang cepat. Itulah sebabnya mengapa dalam banyak pengalaman pemerintahan, program 100 hari adalah titik paling krusial bagi sebuah kepemimpinan karena keberhasilan yang dicapai pada 100 hari pertama pemerintahannya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap mereka.

Sebaliknya, jika tidak memiliki greget dan tidak mampu memberikan bukti permulaan yang memantik daya tarik publik, maka kepercayaan publik terhadap mereka akan menipis dan berpotensi menciptakan apatisme publik terhadap pemerintahannya.

Secara teoretis, masalah-masalah publik tidak akan mudah diselesaikan dan hampir mustahil dirampungkan dalam hitungan bulan, apalagi dalam hitungan hari, dan diperkuat oleh pengalaman bahwa begitu banyak problem internal dan eksternal pemerintahan yang dapat merusak konsentrasi dan strategi pemerintah. Jurus apapun yang bakal dipakai pemerintah, sepanjang problem internal dan eksternal pemerintah belum diselesaikan, maka jurus itu tidak akan efektif menggerakkan sumber daya yang ada untuk menciptakan keberhasilan dalam 100 hari pemerintahannya.

Dalam konteks ini, kita yakin bahwa Koster-Giri telah memiliki kiat untuk bisa mengatasi problem yang bakal mereka hadapi, baik internal maupun eksternal, apalagi keduanya adalah mantan Gubernur dan Bupati yang tentunya sudah memiliki formula dan resep yang cespleng untuk menyiapkan dan menuntaskan program 100 hari pemerintahannya.

Hemat kita, problem yang dihadapi oleh publik Bali akhir-akhir ini cukup banyak, bersifat kompleks, dan tidak bisa dianggap sederhana. Misalnya sampah, kemacetan, wisatawan yang bermasalah, merebaknya toko moderen, petani yang terpinggirkan, stunting, dan beberapa persoalan lainnya. Tetapi kita ingin agar dalam 100 hari pertama, pemerintahan Koster-Giri menfokuskan dirinya pada tiga persoalan saja yang membutuhkan penanganan segera, yakni sampah, kemacetan, dan wisatawan yang nakal. Ketiga persoalan ini telah membuat kita seperti mati akal untuk mengatasinya. Banyak keluhan atau bahkan semacam kejengkelan dan keputusasaan yang muncul di tengah publik terkait ketiga masalah ini.

Pertama, soal sampah, di mana sudah banyak tempat pengolahan sampah dibangun, tetapi sampah masih saja belum bisa dikelola dengan baik, bahkan menimbulkan masalah baru berupa bau yang menyengat. Di samping itu, masih banyak sampah plastik yang mencemari laut, sampah yang terbawa ke sungai, sampah yang menumpuk di pantai, dan sampah yang terbakar di tempat pembuangan akhir. Tentu saja kita sangat berharap Koster-Giri memiliki skema pengelolaan sampah yang bagus sehingga bisa mengatasi masalah ini.

Kedua, persoalan kemacetan di Bali sudah menjadi semacam hantu baru dalam kehidupan publik. Akibat kemacetan ini, jalan-jalan alternatif pun mulai dijejali kendaraan, termasuk jalan-jalan di dalam pemukiman yang memilki akses jalan sambung ke jalan utama. Artinya, kemacetan yang sebelumnya hanya berada di beberapa titik, sudah menular sampai jalur alternatif dan pemukiman.

Kalangan ahli transportasi dan akademisi memprediksi bahwa jika kemacetan ini tidak dikelola dengan baik, maka lalu lintas Bali akan lumpuh dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Dari sisi sosial, misalnya, jika kemacetan tak dikelola dengan baik maka akan memperburuk kualitas hidup publik karena tidak menutup kemungkinan adanya konflik di jalan raya dan menurunkan ketertiban umum.

Dan ketiga, soal wisatawan asing yang nakal yang belakangan makin meresahkan. Baru-baru ini ada tindakan perampokan dan penyekapan oleh segerombolan orang asing terhadap orang asing lainnya. Beberapa waktu lalu polisi menggerebek sarang narkoba yang dikelola oleh wisatawan asing. Dan masih banyak lagi peristiwa yang meresahkan yang melibatkan wisatawan asing. Jika kondisi ini dibiarkan maka Bali akan menjadi tempat yang nyaman bagi wisatawan asing untuk melakukan kejahatan.

Ulah wisatawan asing yang nakal boleh dikatakan sudah meresahkan dan mengancam keamanan masyarakat Bali, dan tidak menutup kemungkinan akan mengancam pula keamanan nasional. Bagaimana pun, kejahatan yang dilakukan oleh wisatawan asing, sebagaimana beberapa contoh di atas, bisa dikategorikan sebagai kejahatan dalam skala besar yang efeknya bisa ke mana-mana, misalnya, mengganggu kehidupan politik dan ekonomi nasional.

Akhirnya, bagi sebagian publik, program 100 hari itu tampaknya diasumsikan sebagai janji Koster-Giri untuk menyelesaikan banyak masalah, yang dimulai dengan menyelesaikan beberapa masalah yang dianggap krusial. Namun demikian, patut kita ulang dan garisbawahi, bahwa program 100 hari itu bukan dimaksudkan untuk menyelesaikan semua masalah dan jangan dipakai sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan pemerintahan Koster-Giri.

Dalam praktiknya, belum ada data yang kuat dan akurat yang mencontohkan bahwa ada sebuah pemerintahan yang bisa menuntaskan persoalan-persoalan krusial yang membelit pemerintahannya secara struktural dan kultural dalam  hitungan bulan. Wallahu a'alamu bish-shawab.

wartawan
Umar Ibnu Alkhatab
Category

Pemkot Denpasar Komitmen Kelola Pengaduan Wujudkan Pelayanan Publik yang Lebih Baik

balitribune.co.id | Denpasar - Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya membuka secara resmi Rapat Konsultasi Teknis Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang  dilaksanakan di Gedung Graha Swaka Dharma Denpasar pada Selasa, (9/12) siang.  Kegiatan inu merupakan wujud komitmen Pemkot Denpasar dalam mengelola pengaduan sebagai masukan untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

6 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalur Denpasar-Gilimanuk

balitribune.co.id | Tabanan - Bali Tribune – Enam kendaraan mengalami kecelakaan beruntun di jalur Denpasar-Gilimanuk, lingkungan Banjar Soka Kelod, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, pada Senin (8/12) sore.

Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, insiden yang terjadi sekitar pukul 17.30 Wita tersebut mengakibatkan arus lalu lintas di jalur utama Denpasar-Gimanuk tersebut sempat mengalami kemacetan.

Baca Selengkapnya icon click

TPA Suwung Berfungsi Lokasi Pemrosesan Akhir Sampah Residu

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia terkait penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung yang selama ini masih menggunakan sistem pembuangan terbuka atau open dumping. Penutupan total ditargetkan rampung paling lambat 23 Desember 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tekanan Fiskal, Pemkab Buleleng Potong Tambahan Penghasilan ASN

balitribune.co.id | Singaraja - Akibat mengalami tekanan fiskal (fiscal stress), Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana mengambil jalan pintas dengan memotong anggaran pengahsilan untuk pegawai. Langkah memotong anggaran penghasilan pegawai (ASN) itu disebut merupakan langkah efisiensi untuk menyelamatkan keuangan daerah.

Dalam proyeksi APBD 2026 kekurangan anggaran hingga mencapai Rp 50 miliar.

Baca Selengkapnya icon click

2025, Kejari Buleleng Terima 10 Laporan Dugaan Korupsi, Mayoritas Dihentikan

balitribune.co.id | Singaraja - Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng memaparkan capaian penanganan perkara korupsi dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang jatuh pada 9 Desember. Sepanjang Januari hingga Desember, tercatat sepuluh laporan pengaduan terkait dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) telah diterima bidang pidana khusus (pidsus) dari berbagai elemen masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.