BALI TRIBUNE - Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) yang biasa digelar oleh Pemprov Bali di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar setiap Minggu, mendapat apresiasi pusat setelah masuk ke dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) KemenPAN-RB, PB3AS menjadi nominasi untuk ke tahap selanjutnya yakni ajang Top 40. Itulah sebabnya PB3AS Minggu (4/6) selain dihadiri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dan beberapa kepala OPD lingkup Provinsi Bali juga kedatangan Asisten tim dari KemenPAN-RB.
PB3AS kali ini dimeriahkan penampilan siswa sekolah. Kali ini tampil kelompok paduan suara SMA Dharma Wiweka Denpasar yang membawakan lagu Tanah Air, Taksu dan Laskar Pelangi. Para siswa juga menampilkan musikalisasi tradisional berjudul Gumi Sinur. Nurlaila, siswa kelas X, menyampaikan opininya perihal hoax di atas podium. Gadis yang biasa dipanggil Lala ini mengatakan maraknya hoax disebabkan oleh tingkat moral seseorang.
Menurutnya orang yang punya iman dan moral akan merasa malu menyebarkan berita palsu. Oleh karena itu ia mendukung Gubernur Bali untuk mensosialisasikan kepada generasi muda supaya malu menyebarkan berita palsu.
Praktisi pariwisata, Wayan Suata menyampaikan kritiknya kepada Pemprov Bali terkait pembayaran pajak kendaraan yang menurutnya sangat sulit. Padahal banyak kendaraan berplat luar Bali masih berkeliaran dan berkontribusi terhadap macet dan jalan rusak di Bali.
Masih terkait hal ini, Cahaya Wirawan Hadi, warga masyarakat lainnya mengatakan ada aturan Menteri sehingga bus-bus baru di Bali tidak bisa berplat Bali. Oleh karena itu ia meminta Gubernur Bali untuk mengirim surat kepada pemerintah pusat bahwa bus di Bali masih kurang karena target pariwisata yang terus bertambah.
Bukan hanya masyarakat, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Bali Nengah Laba selaku Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali menyampaikan pihaknya sudah mengantisipasi jelang hari raya yang akan datang. Sampai saat ini belum ada kenaikan barang yang berarti. Adapun langkah yang sudah dilakukan diantaranya dengan mengadakan pasar murah dan sidak.
Sementara Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali I Made Santha menyampaikan pihaknya sudah melakukan banyak inovasi seperti samsat online, membuka gerai samsat, samsat pembantu, samsat corner dan samsat online. Menurutnya sesuai instruksi pimpinan untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya namun tanpa mengabaikan NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) atau sesuai aturan.
Wagub Sudikerta turut menjawab perihal samsat ini, menurutnya pembayaran pajak merupakan kewajiban masyarakat yang muaranya kesejahteraan masyarakat. Kalau ada kesulitan perlu ada evaluasi. Oleh sebab itu ia menghimbau masyarakat untuk tidak memberi peluang para pelayan masyarakat melakukan korupsi dengan mencari jalan pintas. “Caranya lengkapi semua persyaratan administrasi,” katanya.
Sementara itu Asisten Deputi Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik KemenPANRB Muhammad Imanuddin menyampaikan bahwa PB3AS ini merupakan gagasan bagus untuk memberikan sarana aspirasi masyarakat menyampaikan kepada pemerintah.
“Sudah saatnya aspirasi masyarakat didengarkan oleh pemerintah melalui berbagai jalur yang ada termasuk podium ini,”katanya. Namun ia berharap semua pemangku kepentingan bisa turut berpartisipasi mengingat aspirasi yang disampaikan bukan saja ditujukan kepada Pemprov Bali.
Ia berharap forum yang bagus ini bisa terus berlanjut meski berganti pemimpin. Oleh sebab itu ia memberi masukan agar dibuatkan peraturan di tingkat provinsi yang melindungi keberadaan podium ini.