Diposting : 27 June 2023 20:00
RAY - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengingatkan sekaligus mewanti-wanti para bandar narkoba yang masih beraksi di Bali. Sebab pengguna narkotika di Pulau Bali tersebutnya masih tinggi. Untuk itu, BNN akan terus menerangi peredaran gelap narkotika sampai ke akar-akarnya. "Tolong kalian sampaikan pesan kepada para bandar narkotika di Bali, hati-hati. Karena pengguna di Bali masih tinggi," ujar Golose kepada wartawan saat peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Kuta Selatan, Badung, Senin (26/6) malam.
Pesan Golose ini sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Presiden RI, Joko Widodo untuk memberantas peredaran gelap narkotika mulai dari yang paling bawah hingga para bandarnya. Sehingga melalui peringatan HANI yang terpusat di Bali ini juga akan disampaikan ke seluruhan penjuru Indonesia terkait perang terhadap narkotika. "Indonesia bertekad mengeliminasi peredaran narkotika di negara yang kita cintai ini. Jadi, pesan ini disampaikan dan disaksikan secara langsung di tiga puluh empat Provinsi," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, mantan Kapolda Bali ini juga menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan BNN RI untuk memerangi peredaran gelap dan penyelahgunaan narkoba. Tidak tanggung-tanggung, ratusan ton narkotika berhasil diungkap selama kurun waktu dua tahun. Hasil penegakan hukum periode 2021 sampai Juni 2023 mencapai 307 ton narkoba. "Rinciannya, shabu 6,04 ton, ganja 6,67 ton, ganja basah 294,6 ton, dan ekstasi 464.900 butir," terangnya.
BNN RI juga menindak lahan ganja seluas 131,4 hektar. Selain itu, menangani tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari 2021 sampau Juni 2023 dengan jumlah 39 kasus, 44 tersangka. Nilai aset yang disita pun fantastis, mencapai Rp 187,5 miliar. Tidak hanya sampai penindakan saja, pihaknya juga menggencarkan pendekatan soft power. BNN RI sebagai leading institution penanggulangan permasalahan narkotika memiliki pendekatan strategi yang komprehensif. Meliputi strategi hard power approach, soft power, smart power approach and cooperation. Strategi hard power approach, dilakukan melalui penegakan hukum yang tegas dan terukur dalam menangani sindikat jaringan narkotika. Salah satunya dengan peningkatan aksesibilitas dan akseptabilitas pelaksanaan layanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba untuk pemulihan dari kecanduan.
"Pendekatan ini merupakan aktivitas pencegahan untuk meningkatkan daya tangkal dan ketahanan diri masyarakat terhadap bahaya narkotika melalui penyebarluasan informasi, edukasi, advokasi dan pemberdayaan masyarakat(empowering community)," ujarnya.
Program yang telah BNN jalankan mulai dari Desa Bersinar (bersih narkoba) pada 414 desa/kelurahan, sekolah bersinar sebanyak 1740, kampus bersinar pada 340 perguruan tinggi dan Lapas bersinar pada 175 lembaga pemasyarakatan. Kabupaten/kota tanggap ancaman narkoba sebanyak 150, terdiri dari 21 wilayah kategori sangat tanggap dan 129 wilayah berkategori tanggap. Selanjutnya ketahanan keluarga anti narkotika sebanyak 1040 keluarga, pemecahan rekor MURI dengan menyanyikan lagu mars BNN bertajuk “Gema Anti Narkotika” secara serentak melalui hybrid oleh 3,6 juta orang. Berbagai kejuaraan seperti tenis meja internasional yang diikuti 13 negara, kejuaraan menembak "Shooting Against Drugs" diikuti oleh pejabat eselon I dan II, anggota polri, ASN di lingkungan BNN dan atlet Perbakin Provinsi Bali, serta kejuaraan menyanyi, hingga lomba lari.
"Semua kompetisi ini untuk menyampaikan pesan melawan narkoba dengan hidup sehat," kata jenderal bintang tiga ini.
Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat, dilaksanakan program alternativ development pada kawasan rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dengan alih ketrampilan dan alih fungsi lahan yang telah dilaksanakan pada 76 kawasan. Di bidang rehabilitasi, guna meningkatkan akseptabilitas layanan telah dilakukan program peningkatan kompetensi teknis bagi 1.100 orang dan sertifikasi bagi 285 konselor adiksi serta pelatihan terhadap 1.190 petugas agen pemulihan. Pelaksanaan layanan intervensi berbasis masyarakat (IBM) telah dibentuk 299 unit rehabilitasi berbasis masyarakat, yang tersebar di 34 provinsi dan 173 kabupaten/kota. Sedangkan untuk strategi smart power approach, yakni dengan pemanfaatan teknologi informasi di era digital secara maksimal dalam upaya penanggulangan narkotika melalui penggunaan elektronik penyidikan (e-mindik) versi 2.0 yang terintegrasi pada seluruh jajaran BNN RI dan kementerian/lembaga terkait. Berikutnya, digitalisasi intervensi berbasis masyarakat, percepatan administrasi BNN RI dengan menggunakan digital signature, peningkatan kemampuan laboratorium narkotika dalam deteksi dini narkoba jenis baru atau NPS (new psychoactive substances) dan profiling drugs signature.
Tentunya BNN RI atau Indonesia tidak bisa sendirian dalam memberantas kejahatan luar biasa lintas negara ini. Maka dilakukan strategi cooperation approach berupa kerja sama, koordinasi dan kolaborasi baik nasional, regional dan internasional. Selama 2022-2023, BNN RI telah melaksanakan nota kesepahaman sebanyak 63 kegiatan dengan instansi pemerintah dan komponen masyarakat. Untuk nota kesepahaman regional dan internasional sebanyak 15.
"Tahun ini Indonesia terpilih sebagai anggota Commission on Narcotic Drugs (CNF) periode 2024-2027. Ini merupakan komitmen secara internasional dalam bidang penanggulangan narkotika dan Indonesia berhak memberikan suaranya dalam setiap penentuan kebijakan penanggulangan narkotika," pungkasnya.