balitribune.co.id | Gianyar - Pantai Lebih, tidak hanya dikenal dengan nelayannya yang fasih menerobos ombak besar, juga menjadi pencetak Petugas Penyelamat Pantai terproduktif. Ratusan pemuda desa setempat yang sudah sejak kecil handal menaklukan kerasnya gelombang, kini telah menyebar menjadi Polisi/ TNI dan terbanyak menjadi Petugas Penjaga Pantai hingga ke mancanegara.
Lahir sebagai anak pesisir, anak-anak hingga pemuda di Pantai Lebih, hingga kini tetap mewajibkan diri ambil bagian dalam kegiatan rutin berupa latihan fisik dan renang. Rutinitas ini dilakukan setiap Minggu sore dan sesakali memilih hari tertentu untuk memastikan kegiatan tetap dilaksanakan, dengan harapan mendekatkan kecintaan anak-anak kepada lingkungan pantai.
“Kami menggelar kegiatan pelatihan fisik dan renang di laut ini sejak tahun 1985. Karena hidup di pesisir, musibah kerap menghantui. Karena itu, kami ingin anak-anak sedini mungkin memiliki kemampuan untuk menyelamatkan diri. Syukur-syukur nantinya dapat memberikan pertolongan kepada orang lain,” ungkap salah satu instruktur, I Ketut Wetha (52).
Syukurnya, hampir semua anak-anak dan remaja desa tetap bersemangat mengikuti latihan dan menyimak arahan dari instruktur. Dalam kegiatan ini, peserta disiapkan fisik dan mentalnya untuk memiliki keterampilan renang yang handal di lautan samudra.
“Syukur-syukur, kelak mereka mengikuti jajak senior-seniornya yang kini banyak menjadi anggota Balawista di berbagai daerah hingga ke mancanegara dan ada pula menjadi anggota Polri/TNI. Intinya kegiatan ini positif untuk membentuk generasi Pantai Lebih yang handal di pesisir,” terang Wetha.
Selain diikuti oleh anak-anak dan remaja desa, sejumlah anggota Balawista yang bekerja di Kuta, Nusa Dua yang sedang pulang kampung juga mewajibkan diri ambil bagian. Dalam latihan ini meliputi lari di bibir pantai dilanjutkan dengan berenang ke arah laut sejauh 800 hingga 1 Km dan balik lagi ke pantai. Di akhir kegiatan, mereka diberikan pengetahuan penyelamatan dan paparan pengalaman para anggota penyelamat pantai yang bertugas di Kuta, Nusa Dua dan lainnya.
Instruktur lainnya, I Wayan Wanta menjelaskan kegiatan tersebut digagas oleh sesepuh Balawista Gianyar, Wayan Bebas. Lalu karena sudah uzur Wayan Bebas digantikan Wayan Wanta (dirinya) dan mulai tahun 2018 dirinya juga diganti oleh Made Ebit. Wanta sendiri menjelaskan latihan tersebut pada awalnya untuk menolong orang yang tenggelam di pantai. Namun berkembang menjadi anggota TNI/Polri karena memiliki fisik yang bagus.
"Di pesisir pantai Gianyar banyak kejadian orang tenggelam, semuanya berhasil kami selamatkan," terangnya.
Dari hasil latihan fisik itu pula, pemuda Desa Lebih ada yang lulus melamar sebagai anggota safety guard di Australia dan Dubai. Sedangkan sebagiannya bekerja sebagai penyelamat pantai di wilayah Badung, seperti Kuta, Nusa Dua dan wilayah lainnya. Disebutkan, 40% anggota Balawista Badung asalnya dari Desa Lebih, dan ini merupakan hasil tradisi di Pantai Lebih, yakni berupa pelatihan berkesinambungan. Selain itu, dari hasil latihan tersebut telah banyak melahirkan atlet renang berprestasi.
“Sebagai evaluasi, setiap akhir tahun kami menggelar lomba renang Samudra. Dimana peserta harus renang ke arah laut sepanjang 1 Km lanjut belok 90 derajat dengan jarak sama yakni 1 Km dan belok lagi ke arah pantai sepanjang 1 Km. Dari latihan ini kami bisa melihat perkembangan anak-anak,” pungkasnya.