
balitribune.co.id | Denpasar - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Negara Kazakhstan ke Bali setiap tahunnya mengalami lonjakan hingga seratus persen. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 9 ribu turis asing dari Kazakhstan yang datang ke Pulau Dewata untuk berwisata. Di tahun 2024 lalu meningkat menjadi 18 ribu kunjungan wisman dari Kazakhstan ke Bali.
Hal itu yang mendorong pemerintah negara setempat memberikan perhatian serius terhadap warga negaranya saat berada di Bali mendapatkan bantuan-bantuan yang diperlukan melalui keberadaan Konsulat Kehormatan Kazakhstan di Denpasar. Menurut Konsul Kehormatan Kazakhstan di Bali, I Putu Winastra, karakteristik wisman Kazakhstan saat berlibur di Pulau Seribu Pura ini kerap melakukan aktivitas di pantai atau wisata bahari yang berhubungan dengan air.
Mengingat di negara yang berada di Asia Tengah ini tidak ada laut, sehingga turis Kazakhstan cenderung menginap maupun beraktivitas di sekitar pantai.
"Karena di negaranya tidak ada laut. Jadi, wisatawan dari Kazakhstan di Bali suka menginap di hotel-hotel berbintang dekat pantai. Mereka menyukai air dan masa liburan di Bali cukup panjang," jelas Winastra di Denpasar, Rabu (30/7).
Ia menyebutkan, lama tinggal turis Kazakhstan di Bali berkisar 7 hingga 10 hari. Masa tinggal wisman Kazakhstan cukup lama karena untuk menuju Bali melakukan perjalanan yang sangat lama hingga belasan jam bahkan harus transit. "Perjalanan yang sangat lama dan jauh ini yang membuat wisman Kazakhstan tinggal di Bali dari 7 hingga 10 hari," katanya.
Kata dia, Kazakhstan termasuk negara terbesar dari 4 negara yang ada di Asia Tengah dengan jumlah penduduk 15 juta jiwa. Pelaku pariwisata Bali pun melirik potensi wisman Kazakhstan dalam menambah jumlah kunjungan wisman ke Bali. "Kami di Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata) Bali berencana mempromosikan pariwisata Bali di Kazakhstan. Adanya perwakilan ini (Konsul Kehormatan Kazakhstan) di Bali, maka komunikasi dengan para tur operator di Kazakhstan bisa lebih gampang," ujar Winastra yang juga selaku Ketua Asita Bali.
Ia mengatakan, penerbangan merupakan tantangan mendatangkan turis-turis dari Kazakhstan karena hingga saat ini belum terhubung penerbangan langsung dengan Bali. "Belum ada penerbangan langsung ke Bali, dari Kazakhstan harus transit di Malaysia dan Korea ini tantangan dan peluang sehingga dari Kazakhstan bisa datang langsung ke Bali. Kami mendorong pemerintah agar mendekati airline-airline yang bisa lebih banyak datang dari Almaty (kota terbesar di Kazakhstan) ke Bali," imbuhnya.