Upacara Tawur Kesanga, Bupati Giri Prasta Harapkan Jagat Badung Damai dan Pandemi Lekas Berlalu | Bali Tribune
Diposting : 15 March 2021 20:05
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune / TAWUR KESANGA - Bupati Giri Prasta didampingi Wabup Suiasa dan Sekda Adi Arnawa saat menghadiri sekaligus menghaturkan sembah bakti pada Upacara Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Desa Adat Kerobokan Kecamatan Kuta Utara, Sabtu (13/3).

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Wakil Bupati I Ketut Suiasa dan Sekda I Wayan Adi Arnawa menghadiri sekaligus menghaturkan sembah bakti pada Upacara Tawur Agung Kesanga yang diselenggarakan Pemkab Badung di Catus Pata Desa Adat Kerobokan Kecamatan Kuta Utara bertepatan dengan Tilem Kesanga, Sabtu (13/3).  

Upacara juga dihadiri oleh Ketua DPRD Badung I Putu Parwata bersama Wakil Ketua I Wayan Suyasa, anggota DPRD Badung AA. Ngurah Ketut Agus Nadi putra, Ny Seniasih Giri Prasta, Ny. Rasniathi Adi Arnawa beserta Kepala OPD di lingkungan Pemkab Badung dan tokoh Puri Kerobokan.

Pelaksanaan prosesi upacara tawur agung kesanga tersebut dipuput oleh 7 orang sulinggih antara lain Ida Pedanda Gede Ketut Putra Timbul ( Yajamana Karya ), Ida Pedanda Gede Made Bukit Putra ( Pedanda Buda ), Ida Bujangga RSI Wyawasthana, Ida Begawan Raka Kemenuh, Ida Rsi Agung Adnyana Telabah Pemecutan, Sira Empu Brahma Puja Dharma Sidhi dan Ida Pandita Mpu Dhaksa Samyoga.

Upacara Tawur Agung Kesanga tahun ini menggunakan sarana Banten Tawur Labuh Gentuh Meluhur Akasa, Mesanggar Tawang, melantaran kambing, Prayascita Bumi, Dirgayusa Bumi, Guru Piduka, Bendu Piduka dan Penyegjeg Bumi. Prosesi upacara dipuput oleh tujuh sulinggih diantaranya : Ida Pedanda Ketut Putra Timbul Griya Timbul Lebah Pangkung Mengwi, Sira Empu Brahma Puja Dharma Sidhi Griya Taman Uma Dewi Munggu Mengwi, Ida Bhujangga Rsi Wyawasthana Griya Anyar Sari Sembung Mengwi, Ida Pedanda Gede Made Bukit Putra Griya  Bhuda Purnawati Denpasar, Ida Bagawan Raka Kemenuh Griya Gede Desa Taman Abiansemal, Ida Pandita Mpu Dhaksa Samyoga Kerobokan Kelod Kuta Utara dan Ida Rsi Agung Adnyana Telabah Pamecutan Griya Lanang Pamecutan Kerobokan.

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam sambrama wecananya menyampaikan Upacara Tawur Labuh Gentuh merupakan tingkatan upacara  meutama. Dan melibatkan sulinggih dari semua klan yang ada di tengah masyarakat. "Kami ingin semua tokoh dan masyarakat mengetahui tujuan dan makna upacara berdasarkan sastra agama yang ada. Untuk itu kami melibatkan Sarwa Sadaka (sulinggih dari semua klan) muput upacara ini. Agar semua klan bersatu mengrastiti jagat," ujarnya.

Ditambahkan Giri Prasta upacara tawur dilaksanakan di catus pata bertujuan untuk memanggil semua butakala yang ada di segala penjuru arah untuk di somya dengan memberikan laban ( upah) sehingga mereka tidak akan membuat kegaduhan dan malapetaka di kehidupan umat manusia terlebih dalam situasi pandemi Covid 19. "Adapun tirta upacara tawur ini akan kita distribusikan ke 122 desa adat yang ada di Kabupaten Badung, yang akan digunakan oleh semua warga kami untuk nyomia butakala di lingkungan masing-masing pada saat senja hari. Semoga dengan pelaksanaan Upacara Tawur Labuh Gentuh ini Jagat Badung menjadi damai dan pandemi ini bisa lekas berlalu," pungkasnya.

Sementara itu Bendesa Adat Kerobokan yang sekaligus menjabat sebagai Ketua MDA Kabupaten Badung AA Putu Sutarja menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Badung atas digelarnya Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Desa Adat Kerobokan terlebih dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini. "Dalam  melaksanakan upacara ini kami melibatkan semua pihak, dari serati hingga pemangku dengan rasa tulus ikhlas ngayah membuat banten," ucapnya seraya berharap melalui Upacara Tawur Labuh Gentuh ini Jagat Badung bisa mendapatkan kerahajengan lan kerahayuan.

Sedangkan Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra menjelaskan Upacara Tawur Labuh Gentuh bertujuan untuk memuja kebesaran Ida Sang hyang Widhi Wasa dalam manifestasiNya sebagai Dewa Siwa dan Ida Betari Durga. Dimana pengikut-pengikut beliau yang berupa buta kala akan di Somya untuk dikembalikan ke tempatnya masing-masing agar tidak membuat masalah dalam kehidupan manusia, sehingga Jagat Badung memperoleh kedamaian.