Warga Keluhkan Galian Tanah Timbun Bendungan dan Beji di Keliki | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 19 Maret 2024
Diposting : 28 May 2020 00:12
Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / RUSAK - Tanah urug Proyek Timbung Bendungan Ubud di Desa Keliki.
Balitribune.co.id | Gianyar - Sebuah Proyek penataan tanah pinggir Sungai Wos di Desa Keliki, Tegallalang, Gianyar, dikeluhkan warga. Lantaran  tanah dibuang begitu saja ke Bendungan Irigasi Dam Ubud serta  menimbun kawasan suci Pura Beji setempat. Pemandangan ironis yang merusak lingkungan ini menjadi bidikan kamera ponsel pengguna jalan dari atas jembatan Keliki, lanjut diunggah ke media sosial dengan harapan pihak terkait segera bersikap.
 
Dari keterangan yang dihimpun di lokasi, Rabu (27/5), proyek penataan lahan di pinggir Sungai Wos, Keliki, Tegallalang itu sudah berjalan sekitar dua minggu. Namun, dalam beberapa hari belakangan tidak ada lagi aktivitas. Diduga para pekerja yang sebagian besar orang Jawa, sedang mudik atau libur hari raya lebaran. Dalam kondisi ini pula, kondisi semakian parah lantarn guyuran hujan. Tanah langsung meluber ke areal sekitarnya, bahkan menutupi saluran air, dan menimbulkan luapan air di jalan setapak menuju pura Beji.
 
Salah seorang warga Desa Keliki, Wayan S, mengatakan warga tidak mengetahui mengenai penataan lahan di pinggir sungai tersebut, terlebih hingga kini tidak ada sosialisasi ke setiap Banjar. Warga menyesalkan sikap arogan pihak pelaksana proyek yang seenaknya membuang tanah tersebut ke arah bendungan DAM Ubud dan menimbun areal Pura Beji. Lantaran tidak ingin berbenturan dengan pelaksana proyek yang notabena dari desa setempat, sebagian warga pun menyampaikan keluhannya melalui media sosial. "Bendungan itu mengairi persawahan di Wilayah Ubud dan beberapa di Tegallalang bagian selatan. Kami harap ini segera disikapi karena benar-benar meresahkan warga," ungkapnya.
 
Plt Camat Tegallalang I Komang Alit Adanyana yang dikonfirmasi, membenarkan adanya proyek penataan lahan tersebut. Dirinya yang sering melintas di jalur tersebut juga mengaku terperangah melihat  aktvitas proyek yang merusak lingkungan itu. Karena itu, pihanya mengkau sudah sempat langsung  mempertanyakan keberadaan proyek tersebut ke Perbekel Keliki. “Dari koordinasi kami ke aparat desa, proyek itu dipastikan tanpa izin. Kami sudah sempat ke lokasi saat masih ada aktivias. Namun pihak buruh proyek tidak mengetahui pemilik lahan dan peruntukannya. Kalau sekarang memang sepi tidak ada aktivitas dalam beberapa hari belakangan,” ungkapnya.
 
Alit Adnyana juga menyebutkan sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) serta  Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar. “Kami pastikan proyek itu tidak ada izinnya. Kami sudah informasikan ke Perijinan dan Pol PP untuk tindakan selanjutnya,” terannya.
 
Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar I Made Watha mengakui sudah menerima laporan terkait keluhan warga atas keberadaan proyek itu. Dari koordinasi dengan aparat terkait dibenarkan pula jika proyek itu belum mengantongi izin. “Kami sudah turunkan personel ke lokasi sembari berkoordinsi dengan Perbekel setempat. Ini juga menyangkut sepadan sungai yang menjadi kewenangan Provinsi, sehingga akan kami koordinasikan pula,” terangnya.