Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Warga Lepasliarkan Sapi di Kawasan Wisata, Kenyamanan Pengunjung Karangsewu Terganggu

kebersihan
GEMBALA SAPI - Salah seorang warga yang bermukim di sekitar kawasan wisata Karangsewu, Gilimanuk sedang mengembalakan sapi peliharaannya di kawasan wisata.

BALI TRIBUNE - Sejumlah masyarakat yang bermukim di kawasan objek wisata terkesan belum peduli terhadap keasrian dan kenyamanan lingkungan sekitarnya. Seperti yang terjadi di objek wisata Karang Sewu  di kawasan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Kelurahan Gilimanuk, Melaya, Jembrana. Obyak wisata yang berada di kawasan Teluk Gilimanuk tersebut dijadikan lokasi untuk mengembalakan sapi oleh warga sekitar.

Selain mengganggu pemandangan objek, keberadaan sapi-sapi itu  dirasakan cukup menganggu kenyamanan wisatawan. Belasan ekor sapi setiap harinya tampak digembalakan tanpa diikat oleh pemiliknya. Kawanan sapi berkeliaran secara bebas di kawasan objek wisata yang dikelola pemerintah pusat ini. Lokasi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung tersebut dipenuhi kotoran sapi, sehingga sejumlah kesan dari pengunjung terhadap objek wisata tersebut menjadi jorok.  

“Ini kan kawasan wisata alam yang menawarkan panorama pantai yang masih asri, tapi warga malah melepasliarkan sapi-sapi peliharaannya di dalam kawasan wisata. Kalau merumputkan sapinya, paling tidak harus diikat. Ini kan liar, kotorannya berceceran di mana-mana, kumuh juga bau,” ungkap I Gede Jualian, warga asal Negara, mahasiswa salah satu kampus di Semarang, yang menikmati liburannya di Jembrana.

Kasubag Tata Usaha (TU) Balai TNBB Wiryawan dikonfirmasi Rabu (21/3), tidak menampik adanya warga yang melepasliarkan sapi peliharaannya di kawasan objek wisata Karang Sewu yang dikelola Balai TNBB tersebut. Ia memastikan sapi-sapi yang berkeliaran di Kawasan Wisata Karang Sewu tersebut adalah ternak warga yang bermukim di seputaran wilayah Kelurahan Gilimanuk. Menurutnya, sejumlah warga yang memelihara ternak sapi di wilayah Kelurahan Gilimanuk tidak memiliki lahan yang memadai untuk berternak.

Dikatakannya, warga sekitar objek wisata Karang Sewu yang bertenak sapi tidak ada yang memiliki kandang. Untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pendekatan kepada warga di sekitar objek wisata, khusunya pemilik ternak sapi. “Sudah seperti kebiasaan warga. Untuk masalah, perlahan kami lakukan penyuluhan kepada warga, dengan harapan ada kesadaran menjaga kenyamanan,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku telah melakukan penyuluhan terhadap warga tersebut secara gencar sejak saat objek wisata Karang Sewu mulai ramai dikunjungi warga pada tahun 2016. “Dari penyuluhan yang kami lakukan, termasuk kami koordinasi dengan pihak Kelurahan, mulai ada kesadaran. Dulu, ada ratusan sapi dilepas di sana, dan sekarang sudah lumayan berkurang,”  ungkapnya.

Dengan dilaksanakannya penataan yang dilakukan tahun ini, pihaknya menargetkan akhir tahun 2018 hingga awal 2019 kawasan Objek Wisata Karang Sewu sudah steril dari  sapi gembalaan warga yang saat ini banyak berkeliaran. Pihaknya berharap warga ikut mendukung pembangunannya, minimal dengan ikut menjaga kebersihan wilayah sekitar. 

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

Tiga Kapolres di Bali Diganti, Ini Daftarnya

balitribune.co.id | Denpasar - Gerbong mutasi di tubuh Polri kembali bergerak. Tiga Kapolres di wilayah hukum Polda Bali diganti. Selain Kapolres, sejumlah perwira juga diganti. Informasi yang berhasil dihimpun Bali Tribune mengatakan, tiga Kapolres yang diganti itu adalah Kapolres Bangli, Kapolres Gianyar dan Kapolres Tabanan. 

Baca Selengkapnya icon click

Dari Tradisi ke Modernitas: Perjalanan I Komang Edi Susanta dalam Dunia Yoga

balitribune.co.id | Semarapura - I Komang Edi Susanta, yang akrab dipanggil Mang Edi, seorang pemuda Bali kelahiran 10 Oktober 1995, telah menjadi salah satu wajah baru dalam dunia Yoga Indonesia. Lahir di Lereng Putung, Karangasem, ia telah menunjukkan minat besar pada pengembangan diri melalui jalur spiritual dan kesehatan holistik sejak usia muda.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

I Made Semara Putra, Menginspirasi Lintas Bangsa melalui Yoga dan Seni

balitribune.co.id | Semarapura - I Made Semara Putra, seorang muda asal Klungkung, Bali, telah menjadi duta muda yoga, seni, dan diplomasi budaya Indonesia-India. Lahir pada 4 Oktober 2001, Made Semara adalah putra dari Guru I Ketut Sukrata dan Ni Komang Sri Lestari.

Baca Selengkapnya icon click

Menapak Jalan Diplomasi Budaya Yang Tak Biasa

balitribune.co.id | Gubernur Bali, Wayan Koster (Pak Koster) menggunakan instrumen yang tidak biasa di dalam melakukan diplomasi budaya ke luar negeri, biasanya, diplomasi budaya yang dilakukan oleh para pendahulu sebelumnya adalah dengan mengirimkan duta kesenian atau menyelenggarakan kegiatan promosi pariwisata, tetapi di masa Pak Koster ini, jalan yang ditempuhnya agak berbeda, beliau lebih mengutamakan diplomasi budaya melalui sharing kekayaan intel

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Made Dharma Dituntut 2 Tahun Penjara, 3 Saksi Ahli Menguatkan Dakwaan JPU terhadap Nenek Reja dan 16 Terdakwa

balitribune.co.id | Denpasar - Mantan anggota DPRD Kabupaten Badung, I Made Dharma, SH dituntut dua tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)  dalam sidang lanjutan Perkara Pidana No 411/Pid.B/2025 di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (24/6). I Made Dharma SH didakwa membuat surat palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (1) dan (2)  KUHP. "Bahwa terdakwa terbukti secara sah bersalah dalam melakukan tindak pidana.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.