Warga Pejeng Gratis Iuran Air Desa 2 Bulan | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 10 May 2020 22:11
Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune/ Tjok Gede Agung Kusuma Yuda.
Balitribune.co.id | Gianyar - Berbeda dengan kebijakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gianyar, warga Desa Pejeng yang memiliki Pelayana Air Mandiri lebih diringankan di psat Pandemi Covid 19 ini.  Ketika PDAM Gianyar hanya bisa meniadakan denda kepada pelanggan yang telat membayar iuran, Warga Pejeng justru mendapat keringanan tagihan, tidak tangung-tangung, pelanggan dengan tagihan di bawah Rp 50.000 per bulan, dibebaskan dari tagihan atau gratis. 
 
Perbekel Pejeng, Tjok Gede Agung Kusuma Yuda, Minggu (10/5), membenarkan kebijakan yang diambil dan sudah berlaku  mulai Jumat lalu. Keringanan pembayaran tagihan ini, sebutnya, untuk sementara diberlakukan  untuk 2 bulan,  yakni bulan Mei dan Juni. “Dengan kebijakan ini, kami asumsikan  dalam setiap bulannya potensi yang hilang sekitar Rp 28 juta. Meski demikian, kehilangan potensi tersebut tidak sampai mempengaruhi produksi,” ungkap Tjok Gede Agung.  
 
Air Mandiri Desa Pejeng ini sudah mulai dinikmati 1.100 an KK se-Desa Pejeng sejak 5 tahun terakhir. Tujuan awalnya memang untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan harga terjangkau bagi masyarakat desa.  dimana awalnya per kubik hanya di bandrol Rp 2.000 dna mulai tahun 2019 lalu naik menjadi Rp 3.000.  Kini, karena disadari warganya kena imbas wabah pandemi Covid 19, Pemerintah desa setempat pun mengambil kebijakan. Dengan pertimbangan, warga setempat mulai kesulitan mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dan berimbas pada tersendatnya  pembayaran tagihan Air Mandiri Desa. “Kondisi ini  sudah kami rasakan sejak bulan April lalu.karena itupula kami harus mengeluarkan kebijkan untuk meringankan beban warga," jelasnya. 
 
Terkait Air Mandiri Desa ini, awalnya dibuat menggunakan tenaga kincir dengan memanfaatkan sumber mata air tepi Tukad Pakerisan dan Tukad Petanu. Namun dengan cara manual itu, ketika ada pemeriksaan dari Puskesmas Tampaksiring ternyata ada bakteri e-coli. Terutama jika habis musim hujan, jadi tidak cukup efisien. Waktu itu hanya cukup melayani 200 KK. Akhirnya, pihaknya melakukan studi ke beberapa sistem pengolahan air. Pilihan jatuh pada sumber air sumur bor. “Sekarang kami punya 7 sumur bor. Punya gardu sendiri," jelasnya.
 
Diakui, Desa Pejeng diuntungkan secara letak geografis, yang diapit dua sungai besar, yakni Petanu dan Pakerisan. Sehingga potensi air bawah tanah di Desa Pejeng cukup melimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Secara operasional, air naik menggunakan sistem otomatis. Kapasitas bak penampung hingga penuh, katanya bisa terisi sampai 80 ton.