Gianyar, Bali Tribune
Puluhan truk sampah dari seluruh desa di Gianyar gentayangan tanpa tujuan menyusul penghadangan yang dilakukan warga dan krama subak di jalan menuju Tempat Pembuang Akhir (TPA) Temesi, Gianyar, Senin (8/8). Aksi ini merupakan buntut dari tuntutan warga yang merasa dicueki Pemkab Gianyar.
Aksi penghadangan yang dilakukan warga bertempat di persimpangan jalan sebelah utara TPA Temesi, mulai pukul 07.00 Wita. Sebelum warga melakukan penghadangan, ada tiga truk yang berhasil lolos masuk TPA. Namun truk lainnya terpaksa menumpuk, karena sudah terhadang warga. Aparat kepolisian dan TNI juga terlihat di lokasi penghadangan, namun tidak bisa berbuat banyak.
Syukurnya, puluhan sopir truk sampah yang tidak tahu tentang permasalahan tidak melakukan perlawanan. Mereka memilih menurut dan sebagian lainnya memilih putar arah. Atas penghadangan itu, truk penuh sampah dengan bau busuk itu pun gentayangan di Kota Gianyar.
Ada yang parkir sementara di Lapangan Astina Gianyar, di depan Puri Agung Gianyar, dan sebagian lagi memilih berderet di jalan dekat TPA Temesi. "Kami tak tahu masalah, makanya kami memilih menunggu saja. Beberapa teman kami memilih putar balik,” ungkap I Wayan Nama, sopir truk sampah dari Desa Ketewel.
Sementara warga dan krama subak setempat nekat melakukan penghadangan lantaran merasa diabaikan. Disebutkan, sejak dibukanya TPA Temesi pada tahun 2000 silam, banyak permasalahan yang ditimbulkan. Hingga tahun 2007 warga desa dan subak mengajukan sejumlah tuntutan bersama dan disanggupi Pemkab Gianyar.
"Kenyataannya hingga sekarang ini, banyak harapan warga kami diabaikan. Tidak ada yang muluk-muluk, tuntutan kami hanya sebatas ingin kehidupan kami nyaman seperti desa lainnya," ungkap Kelian Pagesangan, Temesi, Ketut Berata yang ikut dalam aksi itu.
Dari segudang permasalahan yang ada, warga ingin sejumlah permintaan diprioritaskan. Seperti pembangunan tembok pembatas, akses jalan subak yang terhambat sampah, irigasi yang tercemar, soal anjing liar, perhatian kepada parahyangan subak serta yang lainnya. "Beberapa hari lalu kami sudah pernah menyampaikan ini ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai leading sektornya. Namun tidak juga ada tanda-tanda pemenuhan," tambahnya.
Menerima laporan ada penghadangan truk sampah, sejumlah petugas dari instansi terkait berdatangan ke lokasi. Kepala DKP Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra yang turun ke lokasi, lantas mengarahkan warga ke aula di TPA untuk duduk bersama.
Dalam pertemuan yang alot itu, disepakati beberapa poin tuntutan warga setempat, di antaranya pengaspalan jalan menuju TPA Temesi yang sejak Rabu lalu sudah dikerjakan, perbaikan beberapa saluran irigasi yang telah langsung ditinjau Dinas PU, dan bantuan bagi desa pakraman dan banjar.
Dalam tuntutannya warga meminta agar Pemkab Gianyar merealisasikan beberapa kesepatan awal yang dibuat sejak tahun 2007 saat pendirian TPA Temesi. Selain itu, dengan semakin minimnya jumlah krama subak akibat alihfungsi lahan, warga juga menuntut Pemkab Gianyar memperhatikan keberadaan tiga pura, yakni Pura Masceti, Puru Dugul dan Pura Sari Merta. Setelah mendapat penyanggupan dari Pemkab Gianyar, sekitar pukul 12.00 Wita warga akhirnya membuka akses jalan menuju TPA Temesi.