BALI TRIBUNE - Pengembangan kawasan pariwisata Mandalika Lombok yang dilakukan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah mencapai pengerjaan infrastruktur dasar sisi barat yaitu Masjid, garis pantai dan kawasan ekonomi khusus KEK pun telah beroperasional.
Direktur Operasional ITDC, AA Ngurah Wirawan saat perayaan HUT ITDC di Nusa Dua, Badung beberapa waktu lalu mengungkapkan sesuai arahan Presiden Jokowi tahun 2018 pihaknya akan mengerjakan zona untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Selain itu juga menata area parkir, penghijauan perbukitan di kawasan dan penyelesaian infrastruktur di zona tengah serta timur. "Kalau hotel kita belum ada karena masih masa konstruksi tapi di sekitar kawasan pertumbuhan home stay dan hotel-hotel kecil sudah mulai banyak," ucap Wirawan.
Meskipun kawasan Mandalika masih masa konstruksi namun dikatakannya perekonomian di sekitar kawasan sudah mulai hidup. Hal itu terbukti dengan bermunculan home stay dan hotel-hotel milik masyarakat setempat yang setiap bulannya dibangun rata-rata dua home stay. "Respon dari dunia usaha terhadap apa yang dikerjakan ITDC sudah terasa saat ini di sekitar kawasan Mandalika," cetusnya.
Homestay milik warga setempat itu kata dia biasanya dihuni wisatawan dari Eropa dan Australia. Menurut Wirawan keberadaan homestay warga dan hotel-hotel pengusaha lokal tersebut merupakan bagian dari ekonomi kerakyatan. "Home stay itu memang dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat sekitar dan pengusaha lokal," sebutnya.
Meski saat ini pangsa pasar dari ITDC diambil oleh warga namun hal itu tidak menjadi permasalahan untuk ITDC selaku perusahaan yang mengembangkan kawasan Mandalika. "Hotel bintang 4 dan 5 di kawasan Mandalika masih perlu waktu. Kan wisatawan berdatangan sekarang pangsa pasar ini diambil oleh mereka (pengusaha lokal) dan buat kami tidak masalah," terang Wirawan.
Diceritakannya, wisatawan mancanegara sekarang ini tertarik datang ke sekitar kawasan Mandalika itu karena awalnya hanya mengetahui melalui media sosial yang disebarkan oleh wisatawan lainnya ketika berkunjung melihat ada pembangunan di kawasan tersebut. Saat datang ke Mandalika wisatawan melihat adanya pembangunan dan penataan, ketika itupun meraka merasa jika kawasan ini akan menjadi destinasi yang menarik.
Hingga saat ini pun wisatawan sudah mulai berdatangan diikuti menjamurnya home stay dan cafe-cafe makanan/minuman di sekitar kawasan. "Keuntungan kami sebenarnya respon dari wisatawan yang datang dan memberitakan mengenai pembangunan itu mendorong wisatawan lainnya ingin tahu," tambahnya.
Lebih lanjut Wirawan mengatakan jika tahun ini hotel bintang 5 di Mandalika mulai dibangun dengan jumlah 350 kamar. Sedangkan pada tahun 2018 mendatang akan dibangun 300 kamar. Dia berharap hingga tahun 2019 sampai 2020 kawasan Mandalika sudah mempunyai 1200 kamar yang dibangun di atas lahan seluas 1.175 hektar.
Sementara itu ITDC selama 44 tahun menjadi pengembang destinasi pariwisata kelas dunia tersebut telah bertumbuh sehat dan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan pariwisata Bali, melalui keberhasilan pengembangan the Nusa Dua. Selain tetap dituntut untuk mengoptimalisasi the Nusa Dua, melalui tugas akselerasi pembangunan the Mandalika dan penciptaan destinasi pariwisata baru lainnya di Indonesia, ITDC dipercaya juga untuk turut serta dalam mengembangkan pariwisata nasional dan mendukung strategi pemerintah menjadikan pariwisata sebagai sumber utama devisa negara.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan, pemerintah telah mengamanatkan tugas-tugas baru bagi ITDC, sebagai fondasi untuk perusahaan bertumbuh semakin besar dan kuat serta bertansformasi menjadi perusahaan kelas dunia yang mampu mengembangkan kawasan pariwisata tidak saja di Bali, tapi juga di berbagai kawasan di Indonesia, bahkan di luar Indonesia. "Sampai dengan November 2017, total komitmen investasi yang masuk ke the Mandalika, Lombok mencapai Rp 12,7 triliun," imbuhnya.