Denpasar, Bali Tribune
Sejumlah pengusaha dan karyawan serta masyarakat di sekitar Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (19/5) pagi kemarin, terperangah dan memberikan apresiasi positif serta acungan jempol kepada jajaran TNI Angkatan Laut, usai mereka menyaksikan simulasi latihan upaya pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban yang mengalami musibah atau kecelakaan di laut.
“Sungah luar biasa kesigapan prajurit TNI Angkatan Laut serta seluruh personel yang terlibat dalam simulasi latihan SAR tersebut. Sebagai warga Negara Indonesia, saya bangga dengan alutsista canggih yang dimiliki TNI Angkatan Laut, semoga makin jaya dan dapat diandalkan sebagai penegak kedaulatan dan hukum di laut,” puji Nuryana, warga setempat yang sempat menyaksikan kegiatan tersebut dari kejauhan.
Hal ini juga diakui Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Guskamlatim) Laksma TNI I Nyoman Sudihartawan, ketika turut menyaksikan langsung simulasi latihan tersebut dari KRI Teluk Banten-516, yang merupakan kapal komando.
“Kegiatan latihan SAR ini tidak bisa dilaksanakan secara sektoral. Kegiatan ini merupakan keterpaduan dari sejumlah instansi terkait. Intinya, yang harus dikuatkan dalam upaya SAR adalah adanya koordinasi. Jadi harus ada keterpaduan, agar tidak ada kesuliatan saat mengevakuasi korban,” ujarnya.
Dipilihnya Bali, tepatnya di sekitar wilayah Pelabuhan Benoa untuk melakukan kegiatan tersebut, menurut Sudihartawan, Bali memiliki nilai yang sangat strategis, dan banyak dikunjungi wisatawan domistik maupun mancanegara. “Sehingga kalau terjadi kecelakaan, gemanya akan langsung ke dunia internasional. Jadi kegiatan latihan SAR seperti ini harus dilakukan secara rutin dan terpadu,” tegas Sudihartawan, didampingi Danlanal Bali Kol Laut (P) Bambang Trijanto.
Perwira tinggi bintang satu itu menuturkan, jajaran TNI Angkatan Laut sangat berkewajiban dan berkepentingan untuk membina keselamatan dan keamanan seluruh pengguna laut, agar masyarakat merasa aman dan para wisatawan pun nyaman saat melakukan kegiatan wisata bahari di Bali. Sehingga latihan SAR ini disarankan untuk dilakukan secara rutin, minimal sekali dalam setahun.
Selain di Bali, kegiatan serupa juga digelar di Surabaya, Balikpapan, dan di beberapa wilayah laut di Indonesia yang mempunyai potensi kerawanan. Bahkan sebelumnya juga pernah dilakukan kegiatan latihan bersama dengan jajaran Angkatan Laut Australia.
“Yang kami tekankan, dengan kegiatan Latihan SAR ini yang perlu diutamakan adalah adanya keterpakuan antara stakeholder yang memiliki kemampuan dalam menangani SAR di laut. Terutama, bagaimana menangani dan mengevakuasi korban serta kesiapan pihak rumah sakit dalam menerima pasien,” jelas Suidihartawan.
Dalam kegiatan tersebut, disimulasikan terjadi musibah kecelakaan dan kebakaran di laut, dimana ada sejumlah korban yang tenggelam dan mengalami luka bakar. Melalui koordinasi yang intensif, maka dengan sigap dapat dilakukan upaya pertolongan dengan kapal patrol cepat, juga keterlibatan sejumlah mobil ambulance dan helikopter untuk mengevaukasi korban ke rumah sakit terdekat.
Selain melibatkan KRI Teluk Banten-516, sebagai kapal komando, juga dikerahkan KRI Kerapu-812, sejumlah Kapal Angkatan Laut, combat boat, catamaran, searider dan helikopter jenis Bolco NV-412 dari Puspenerbal Surabaya yang on board di KRI Teluk Banten-516.
Termasuk dukungan lain dari KN Arjuna-229, KP Polair, KNP 326 KPLP, DKP Napoleon 007, RHIB Distrik NAV, dan KM Sea Safari. Latihan SAR ini dibuka Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kasal Laksma TNI I Gusti Putu Wijamahadi, SH., yang mewakili Asops Kasal Laksda TNI INGN Ary Atmaja, SE., di Gedung Serbaguna IGP Dwinda, Mako Lanal Bali, Senin (16/5).
Kemudian dilakukan gelar pasukan di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa dengan Inspektur Upacara Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Laksda TNI Darwanto, SH., MAP., Rabu (18/5) sore. Kegiatan ini melibatkan 430 personel gabunagn dari sejumlah instansi terkait,