BALI TRIBUNE - Pura Dadia Belangsinga yang terletak di Jl. Puputan No. 8, Semarapura Tengah, Klungkung terbakar, Kamis (26/4) jam 13.15 wita . Diduga karena adanya untaian penjor yang menyentuh kabel listrik tegangan tinggi yang telanjang di sebelah barat Jl. Puputan, Semarapura, Klungkung yang merambat ke atap yang terbuat dari ijuk bangunan Bale Pelik/Pengaruman Pura Dadia Blangsinga.
Menurut pemilik rumah yang ada di sebelah utara Pura saksi Gusti Made Warsika (71), dirinya yang pertama mengetahui kebakaran tersebut. Karena panik sempat menyemprotkan air dengan selang seadanya berusaha memadamkan api yang kian membesar. Habis akal lalu dirinya meminta bantuan warga sekitar untuk memanggil mobil pemadam kebakaran.
Beberapa saat kemudian datang 3 mobil Damkar, mobil komando, tiba di TKP. Atap bangunan yang berbahan ijuk dan angin berhembus kencang, membuat api sulit untuk dipadamkan. Menurut Gusti Made Warsika, asal mula api diduga karena adanya gantungan penjor HUT Puputan yang dipasang di sebelah barat Jl. Puputan menyentuh kabel listrik PLN tegangan tinggi yang telanjang, sehingga timbul percikan api yang kemudian melahap bangunan Bale Pelik/Pengaruma Pura Dadia Blangsinga.
Gusti Made Warsika jam 13.00 melihat ada api yang diawali dari adanya penjor yg kesandung kabel listrik .sempat mwmyiram pakai selang seraya minta bantuan tetangga agar dipanggilkan pemadam kebakaran. Pura merajan dalem yang disungsung keluarga Gusti Belangsinge Pekandelan. Menurutnya, mestinya penjor jangan dipasang sebelah barat jalan karena telanjang tegangan tinggi. Tahun HUT lalu sudah terjadi ledakan di tempat yang sama.
“Saya kurang tahu ini penjor milik dari intansi mana, tapi tahun lalu juga kejadiannya disini . Penjor kena kabel PLN, sampai ada suara gardu meledak dan sempat padam listrik. Tapi kali ini sampai ada kebakaran, ini perlu dievaluasi lagi siapa panitia yang bertanggung jawab sepertinya kurang tanggap kok sudah pernah ada kejadian serupa masih ada penjor dipasang disebelah barat jalan. Harusnya penjor lomba oleh panitia ditentukan dipasang hanya dipasang disebelah timur jalan saja dijalan Puputan ," ujar Gusti Made Warsika protes.
Petugas Damkar Klungkung masih terus menyemprotkan airnya, mengingat bangunan atap yang terbakar terbuat dari ijuk sangat riskan bisa kembali terbakar jika tidak benar-benar padam sampai ke tengah bangunan atap. Sementara pemilik/pengempon pura langsung membongkar atap bangunan Bale Pelik/Pengaruman yang terbuat dari ijuk hingga petugas Damkar usai melakukan penyemprotan api sampai pukul 15.00 Wita. Kerugian diperkirakan kurang lebih sekitar Rp 40 juta lebih termasuk biaya upacara.