Gubernur Apresiasi Usulan Pengurus KONI Bali, Minta Dibuatkan Blue Print Pengembangan Sport Tourism | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 2 May 2018 19:05
Arief Wibisono - Bali Tribune
Made  Mangku Pastika dan I Dewa Putu Susila
Made Mangku Pastika dan I Dewa Putu Susila
BALI TRIBUNE - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengapresiasi dan merespon positif masukan pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism, I Dewa Putu Susila mengenai Bali perlu blue print atau road map pengembangan sport tourism. 
 
Bahkan secara khusus Pastika meminta KONI Bali menjadi inisiator bersama instansi dan stakeholder terkait untuk merancang blue print tersebut. “Silakan bantu bikin. Yang ahli kan mereka (KONI  Bali-red). Yang tahu persis peta di lapangan mereka. Tolong buatkan,  nanti kita akomodir,” kata Pastika usai sidang paripurna di DPRD Bali,  Senin (30/4).
 
Pastika menambahkan, blue print dan rencana pengembangan sport tourism nantinya akan menyesuaikan dengan berbagai potensi yang ada, permintaan pasar,  ketersediaan anggaran, fasilitas olahraga,  destinasi wisata dan lain-lain.  Terpenting diperhatikan pula adalah aspek komersial dari event sport tourism yang diadakan.
 
“Misalnya kita tidak mungkin jago rugby. Tidak umum di Bali. Tapi apakah perlu lapangan rugby dalam rangka sport tourism?  Ya perlu. Orang Australia juga pengen main rugby di Bali. Dan itu sewanya mahal.  Jadi kalau mau sport tourism, aspek komersial diperhatikan agar bisa menghasilkan duit. Kalau tidak mendatangkan duit percuma,” papar Pastika. 
 
Dikatakan Pastika,  masukan pengurus KONI Bali soal blue print atau road map sport tourism ini juga bisa diakomodir dalam Ranperda Keolahragaan yang saat ini sedang dibahas DPRD Bali bersama Pemprov Bali. Sebab dalam salah satu pasal Ranperda ini juga mengatur soal industri olahraga yang mana sport tourism termasuk di dalamnya.
 
“Blue print silakan buat. Sekarang kan kita sedang buat Perda (Keolahragaan). Kasi masukan kepada saya, karena begitu masuk Perda ada anggaran. Jadi mari kita hitung. Tolong mereka (KONI Bali-red)  buat (blue print-red),  bantu kita. Saya sangat siap menerima masukan,” pinta Pastika. 
 
Mantan Kapolda Bali ini menekankan memang harus ada diversifikasi dalam pengembangan pariwisata Bali namun tetap juga memperhatikan aspek budaya. “Kita tidak mau ada sex tourism,  gambling tourism tapi kalau sport tourism, education tourism, health tourism perlu.  Itu yang harus dikembangkan selain wisata alam dan sebab bisa hasilkan duit,” tandas Pastika. 
 
Sebelumnya pemerhati sport tourism yang juga pengurus KONI Bali, I Dewa Putu Susila mendorong pemerintah mempunyai blue print (cetak biru) atau peta jalan (road map) untuk pengembangan sport tourism di Bali. Jangan sampai terkesan sport tourism berkembang tanpa arah yang strategis dan berkelanjutan.  
 
Sebagai bagian dari penyusunan blue print atau road map ini, kata Dewa Susila, harus dipetakan potensi-potensi sport tourism di Bali baik menyangkut yang sudah berjalan atau yang akan menjadi trend di masa depan. Analisis stratejik juga harus dilakukan dari aspek industri sport tourism baik menyangkut portofolio segmen pasar, portofolio produk event olahraga dan destinasi wisata, pelaku bisnis dan stakeholder terkait, nilai pasar industri sport tourism dan kontribusinya bagi pendapatan daerah atau negara, dan sebagainya.