Bali Fashion Trend 2019, CIK: UMKM Harus Naik Kelas | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 15 May 2018 00:01
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Fashion Trend
UMKM - CIK yang hadir bersama UMKM Binaan KPw BI Provinsi Bali juga para desainer di Bali Fashion Trend 2019, Jum'at (11/5) malam di Seminyak.
BALI TRIBUNE - Digelarnya Bali Fashion Trend 2019, Jum'at (11/5) di Hotel  Hotel TS Suites, Seminyak diharapkan mampu memberikan nuansa lain bagi perkembangan mode tanah air, apalagi dalam acara Bali Fashion Trend 2019 mengangkat akar budaya lokal yang bersumber pada kearifan lokal dengan menampilkan produk kerajinan tenun daerah, Bali khususnya. Tenun tradisional  yang sebelumnya terlihat sederhana dan biasa-biasa saja menjadi lebih modern, memiliki daya saing, dalam balutan fashion . Dengan demikian produk tersebut nantinya bisa memasuki pasar yang lebih luas, mengangkat harkat martabat pengrajin, serta memberi nilai tambah dalam mendorong majunya sektor riil. "Kita harapkan pelaku UMKM bisa naik kelas baik dalam skala nasional maupun internasional," ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali Causa Iman Karana yang biasa disapa CIK di sela-sela acara Bali Fashion Trend (BFT) 2019.
 
BFT yang akan berlangsung hingga tanggal 13 Mei ini diikuti sekitar 70 desainer terkemuka dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari Bali sendiri sebagaimana disampaikan Deputi Direktur Bank Indonesia KPw Prov. Bali Azka Subhan  menghadirkan enam desainer (kain endek/songket) serta seorang asesoris perak. Diharapkan dari para desainer ini akan melahirkan perpaduan antara tenun dan asesori (perak).
 
Lantas CIK juga menambahkan Bank Indonesia selain aktif dalam pembinaan di bidang pertanian juga pelestarian budaya (Bali) seperti halnya kerajinan tenun yang tersebar di seluruh Bali dengan ciri khasnya masing-masing. Dikatakan Bali sangat kaya akan potensi budayanya. Namun dalam menghadapi pasar global  diakui pelaku UMKM masih menghadapi kendala baik pada bahan baku yang sebagian masih impor serta desain dan produksi. Kalau hanya terpaku pada corak yang biasa-biasa tentu akan terbatas. Karena itu dengan mengajak desainer yang selama ini sudah bergerak di bidang mode/fashion dan mereka ini punya channel baik nasional atau bahkan internasional tentu akan membuka peluang yang lebih besar. "Jadi produk yang selama ini terbatas pada kegiatan biasa atau ceremony nanti akan didesain dan ditampilkan oleh model-model sehingga bisa lebih serasi. Kalau ingin naik kelas, go internasional maka harus didukung dengan kualitas dan kemampuan produksi, bukan lagi  tampil biasa-biasa saja tapi tampil lebih modern, berkelas,  dan fashionable," tambah CIK. Dalam ajang BFT 2019 yang digelar untuk kedua kalinya ini juga dilangsungkan peragaan aneka busana karya para desainer terkemuka.