Negara, Bali Tribune
Senin (30/5) terjadi dua laka-lantas di Bumi Makepung Jembrana. Bahkan satu peristiwa laka lantas mengakibatkan seorang siswi SD meninggal dunia.
Laka lantas pertama terjadi Senin dini hari sekitar pukul 00.30 Wita di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk tepatnya di KM 127-128 Lingkungan Samiana, Gilimanuk. Seorang pejalan kaki Salam Hidayat (48) asal Jalan Gunung Semeru Gang VIII No 12 Kelurahan Loloan Timur, Jembrana kakinya terlindas truk Nissan nomor polisi DK 9532 HD dikemudikan Adi Suarsono (52) asal Dusun Tetelan, Desa Candikusuma, Melaya.
Saat itu truk-truk antarpulau dari Jawa terparkir di bahu jalan karena mengantre menunggu Jembatan Timbang Cekik tutup. Salim Hidayat yang juga pengemudi truk saat mengantre malah tidur di depan sebelah kiri truk Nissan yang dikemudikan Adi Sudarso yang juga saat itu mengantre di jalur sebelah kiri (sisi utara jalan) dengan kondisi mesin kendaraan mati.
Adi Sudarso yang tertidur di dalam kabin kendaraan tidak mengetahui ada orang yang tertidur di bawah truknya. Saat Jembatan Timbang Cekik tutup Adi Sudarso menghidupkan dan menjalankan truknya hingga menggilas kaki Salam Hidayat yang saat itu masih tertidur hingga remuk.
Sekitar pukul 06.00 Wita kembali terjadi kecelakaan di jalur Denpasar-Gilimanuk KM 99-100 Desa Banyubiru, Negara antara Bus Zena N 7354 UA yang dikemudikan Bambang Djatmiko (53) asal Citra Pesona Buring Raya D5 No 18 RT 002 RW 004 Desa Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Malang menabrak sepeda gayung yang dinaiki Desak Kadek Sintha Sita Dewi (11) siswi kelas III SD asal Banjar Banyubiru, Negara yang saat itu akan ke rumah temannya di seberang jalan untuk menitipkan surat kakaknya yang saat itu tidak masuk sekolah.
Menurut Bambang Djatmiko saat kejadian situasi lengang dan tidak ada kendaraan lain yang melintas. Ia yang melaju dari arah barat dengan kecepatan cukup kencang 80-90 KM/jam dengan posisi di tengah-tengah badan jalan dari jarak yang cukup jauh melihat korban yang menuju rumahnya mengayuh gayungnya di pinggir jalan sebelah kiri, namun korban tiba-tiba mendadak nyebrang memotong jalan.
Menurutnya, kejadiannya begitu cepat dan ia kaget karena korban tiba-tiba sudah berada di depan kendaraannya. Ia yang menjadi sopir bus sejak 25 tahun lalu itu mengaku saat kejadian melihat korban terpental sekitar 20 meter ke got di pinggir jalan dan sepeda gayungnya hancur.
Korban yang keluarga tidak mampu meninggal dunia saat perjalanan menuju RSU Negara karena mengalami pendarahan aktif pada hidung dan telinga. Sedangkan bagian depan bus mengalami kerusakan pada bamper dan body dan sepeda gayung yang dikendarai korban patah hancur.
Kanit Laka Sat Lantas Polres Jembrana, Iptu Made Artika yang dikonfirmasi Senin petang membenarkan kejadian laka lantas tersebut. Pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap sopir baik sopir truk maupun sopir bus yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.