Lupakan Kekalahan Menyakitkan untuk Tempat Ketiga | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 November 2024
Diposting : 14 July 2018 21:21
redaksi - Bali Tribune
Harry Kane (kiri) dan Romelu Lukaku (kanan)
Harry Kane (kiri) dan Romelu Lukaku (kanan)
Belgia dan Inggris telah bertemu di penyisihan grup Piala Dunia 2018. Dalam pertandingan itu kedua tim tampak enggan untuk menang meski akhirnya Belgia memenangkan laga. Pada  Sabtu (14/7) malam nanti mereka akan saling berhadapan lagi dalam perebutan tempat ketiga.
 
Kedua tim harus bangkit setelah menderita kekalahan memalukan di semifinal untuk bermain sebagai hadiah sederhana di tempat ketiga dalam pertandingan yang sering dikritik sebagai tidak berguna.
 
"Ini bukan pertandingan yang ingin dimainkan oleh tim mana pun. Tentu saja meski begitu kami ingin menang, kami akan siap untuk itu karena tim ini sangat bangga dengan penampilannya. Kami mesti melupakan kekalahan kami dari Kroasia untuk perebutan tempat ketiga,” kata pelatih Inggris Gareth Southgate.
 
Sementara bagi bek timnas Inggris, Kyle Walker, perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2018 adalah lebih dari sekadar kebanggaan.  Mimpi menjuarai Piala Dunia untuk kali kedua sejak 1966 itu terkubur dini, akibat kekalahan 1-2 dalam 120 menit dari Kroasia, Kamis lalu.
 
Namun, setidaknya Tim Tiga Singa masih bisa membawa pulang lebih dari sekadar kebanggaan. Hal itu dinilai sang defender, Kyle Walker, adalah pertaruhan tempat ketiga melawan Belgia.
 
"Masih ada sesuatu yang besar untuk dimainkan, yakni menjadi tim terbaik ketiga di dunia (Piala Dunia). Ini adalah hal yang sangat besar, dan siapa yang menyangka kami akan sejauh ini? Semua orang menghapus nama tim. Tak banyak orang yang berekspektasi tentang kami," kata pemain Manchester City ini.
 
Bek berpostur 1,81 meter tersebut juga menganggap bahwa untuk sampai laga perebutan tempat ketiga adalah hal yang fantastis.
 
Sementara di kubu Belgia, pelatih Roberto Martinez sama tidak antusias tentang permainan setelah timnya dikalahkan 1-0 oleh Prancis pada Selasa (10/7).
 
"Ini adalah emosi yang sulit untuk dikelola. Anda kecewa karena kalah semifinal, dan sangat sulit untuk melihat peluang bermain game lain sebagai positif," katanya.
 
Meski begitu, dia mengatakan akan berusaha mengangkat timnya di laga perebutan tempat ketiga melawan Inggris.
 
“Kami perlu berkumpul kembali dan pulih dan melihat peluang. Untuk mencoba menyelesaikan ketiga di Piala Dunia tidak sering terjadi. Satu-satunya waktu yang terjadi di sepakbola Belgia adalah pada  1986, ketika kami selesai keempat," katanya.
 
Tim nasional Inggris asuhan Gareth Southgate telah dipuji bak pahlawan oleh media Inggris, yang lebih menyoroti pencapaian ketimbang pahitnya tersingkir di semifinal.  Meski gagal untuk memaksimalkan hal yang disebut-sebut sebagai peluang terbaik untuk mencapai final sejak 1966, media Inggris memuji tim itu sebagai pahlawan di mana Mirror Sport menyebut mereka sebagai "Harta Karun Nasional," sedangkan The Daily Mail memuji upaya mereka.
 
Halaman depan The Telegraph meminta timnas Inggris untuk "Menegakkan kepala," sedangkan The Guardian menangkap nuansa hati penggemar Inggris dengan menulis "Rasa sakit akan berlalu." Nuansa optimistis yang menyebar jauh dari kesedihan seperti saat Inggris tersingkir dari Piala Eropa 2016, ketika tim dan pelatih saat itu Roy Hodgson mendapat kritik tajam karena penampilan mengecewakan mereka di kompetisi akbar itu.
 
Upaya gagah berani Inggris juga memicu pujian dari Pangeran William, yang mengatakan penampilan tim telah memberikan "sesuatu untuk diyakini" kepada para penggemar. Tim mendapat dukungan dari berbagai pengamat, pesohor, dan mantan pemain, termasuk Gary Neville, Jamie Carragher, dan Jermain Defoe.
 
"Tim ini telah membawa kami ke tempat yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Inggris tidak pernah tampil lebih baik daripada yang diharapkan, namun tim ini mampu mencapai semiifinal," kata Neville.