Diposting : 15 April 2019 22:06
Agung Samudra - Bali Tribune
balitribune.co.id | Bangli - Besaran anggaran yang dikucurkan pemerintah baik itu lewat Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, saat ini beberapa desa di kabupaten Bnagli berlomba-lomba membangun kantor desa. Tidak tangung-tanggung untuk pembanguan kantor desa sampai mengabiskan anggaran ratusan juta rupiah. Namun tidak demikian halnya dengan Desa Sekardadi, Kecamatan, Kintamani, dimana aparat desa masih tetpa bertahan memanfaatkan kantor lama.
Perbekel Sekardadi,I Wayan Suardana Yasa mengatakan untuk kantor desa dibangun tahun 1990. Melihat faktor usia bangunan memang di beberpa titik terjadi kebocoran. Namun telah diatasi dengan melakukan pemeliharaan berkala.“Beberapa ruangan memang sempat bocor, tapi sudah diatasi,” ungkapnya, Minggu (14/4).
I Wayan Surdana Yasa mengatakan jika melihat usia banguanan hampir 30 tahun memang sudah layak dilakukan peremajaan, namun demikian pihaknya belum mengarah untuk pembanguan kantor baru. “Belum terpikirkan membangun kantor baru, kami fokus dulu pada peningkatan fasilitas umum,” ujarnya.
Sebutnya, jika dipaksakan sejatinya bisa membanguan kantor yang baru, kami tidak ingin kantornya bagus atau megah justru sebaliknya fasilitas umum banyak yang rusak. Untuk tahun 2019 pendapatan desa bersumber dari pendapatan asli desa sebesar Rp 2.434.000, Dana Desa sebesar Rp 801.000.000, Bagi hasil pajak dan retribusi sebesar Rp 70.405,000. Alokasi Dana Desa sebesar Rp 1.362.018.000, Bantuan Keuangan Provinsi Rp 450.000.000 dan bantuan keuangan kabupaten/ kota sebesar Rp 1.327.542.700.
Disinggung untuk jumlah KK miskin, kata I Wayan Suardana Yasa untuk desa Sekardadi terdiri tiga dusun yakni Dusun Tinge, Pule dan Sekardadi dengan jumlah penduduk sebanyak 600 KK atau 2000 jiwa. “Untuk jumlah KK misin masih 31 KK dan kami berkeyakinan jumlahnya akan menurun,” ungkapnya.