Harga Sembako di Jembrana Belum Stabil, Bumbu Dapur Melonjak | Bali Tribune
Diposting : 4 February 2020 03:46
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ BUMBU DAPUR - Komoditas kebutuhan pokok seperti bumbu dapur kini kembali mengalami lonjakan harga.
balitribune.co.id | Negara - Hingga kini harga sejumlah komoditas kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Kabupaten Jembrana belum stabil. Bahkan beberapa pekan menjelang hari raya Galungan, harga sejumlah komoditas kembali melonjak. Seperti yang terjadi pada harga cabai dan bumbu dapur lainnya. Kondisi melonjaknya harga kebutuhan dapur ini juga dikeluhkan warga.
 
Harga cabai dan bumbu dapur lainnya di sejumlah pasar di Kabupaten Jembrana kembali mengalami kenaikan. Kenaikan harga cabai dan bumbu dapur lainnya kembali terjadi sejak beberapa minggu belakangan. Seperti harga cabai kecil hingga Senin (3/2) sudah mencapai Rp 85 ribu perkilogramnya. Lonjakan harga cabai ini terjadi secara bertahap dalam seminggu terakhir. Seminggu lalu harga cabai merah kecil bertengger di kisaran Rp 70 ribu per kilogram, lalu melonjak menjadi Rp 75 ribu per kilogram, dan Senin kemarin kembali melonjak menjadi Rp 85 ribu per kilogram.
 
Begitupula cabai merah besar Senin kemarin dijual di kisaran harga Rp 65 ribu rupiah perkilogram. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas kebutuhan pokok lainnya. Seperti bawang merah yang kini harga jualnya sudah menyentuh Rp 28 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga yang paling mencolok terjadi pada harga jual bawang putih. Hingga Senin kemarin, harga bawang putih sudah mencapai Rp 50 ribu perkilogram. Harga bawang putih tersebut mengalami lonjakan hingga Rp 20 ribu dari harga sebelumnya yang hanya Rp 30 ribu perkilogram.
 
Menurut sejumlah pedagang sembako di Pasar Umum Negara, belum stabilnya harga sembako seperti kebutuhan dapur tersebut penyebabnya masih sama, yakni terbatasnya pasokan dari sejumlah wilayah di luar Bali, salah satunya dampak dari cuaca penghujan yang ektrem sehingga menyebabkan terganggunya produksi maupun distribusi ke pasar di Jembrana. Dengan harga yang belum stabil dan melonjak, kini pedagang mengaku tidak berani untuk menyetok komoditas bumbu dapur tersebut dalam jumlah yang banyak sehingga pasokan di tingkat pedagang di pasar saat ini terbatas.
 
Dengan harga yang melonjak hingga lebih dari 10 ribu tersebut, permintaan juga menurun. Sehingga pedagang tidak mau rugi akibat barang dagangan mereka tidak laku dan membusuk, sehingga pedagang kini juga membatasi persediaan. “Kalau lomboknya sekarang Rp 85 ribu yang biasanya hanya Rp 75. Bawang putih naik sekarang Rp 50 ribu dari sebelumnya Rp 30 ribu. Pembeli kalau biasanya beli sekilo sekarang setengah, kalau dulu setengah jadi seperempat. Kami juga harus mengurangi. Ini karena pasokan dari Jawa seret,” ujar Komang Suardana, pedagang di Pasar Umum Negara.
 
Melonjaknya harga kebutuhan dapur tersebut juga dikeluhkan oleh pembeli. Para konsumen di tingkat rumah tangga maupun usaha mengaku terpaksa mengurangi jumlah pembelian bumbu dapur. Salah satu alasan mereka adalah menghemat pengeluaran. Kini warga berharap harga sembako yang belum stabil ini disikapi oleh pemerintah terlebih akan memasuki hari raya Galungan. “Harganya mahal. Jadi mengurangi pembelian. Berharap biar turun harganya. Apabil menjelang Galungan banyak rahinan (hari raya rangkaian Galungan) sehingga kebutuhan pasti meningkat,” ujar Kadek Ayu.