Dinkes Jembrana Bantah Kematian Daiel karena DB | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 02 Februari 2025
Diposting : 5 March 2020 00:54
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ DIRAWAT - Salah seorang kakak korban yang hingga kini masih dirawat di Puskesmas II Negara di Pengambengan.
Balitribune.co.id | Negara - Setelah sempat muncul pemberitaan terkait adanya seorang bocah asal Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Negara di RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa (3/3) lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana membantah dugaan penyebab anak TK ini meninggal dunia akibat demam berdarah.
 
Sebelumnya diberitakan, seorang anak meninggal dunia setelah jatuh sakit diduga terpapar demam berdarah (DB). Daniel S (6), bocah yang masih duduk di bangku TK Nol Besar meninggal dunia di RS Sanglah, Denpasar, Selasa (3/3) pagi. Putra pasangan Nasrul dan Maspiroh dari Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan, meninggal dunia setelah menjalani perawatan lantaran sebelumnya sempat diduga terpapar demam berdarah. Setelah dipulangkan dari RSUP Sanglah Pengambengan, jenazah bocah tersebut langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum setempat.
 
Di tengah suasana keluarga yang berduka, ternyata kedua kakak korban juga hingga kini masih menjalani perawatan medis di UPT Puskesmas II Negara di Pengambengan. Keduanya juga diduga terpapar DB. Kepala UPT Puskesmas II Negara Ni Made Anggraeni mengakui korban Daniel memang sebelumnya sempat diajak oleh keluarga ke Puskesmas setempat. Namun saat menjalani perawatan di Puskemas, korban mengalami penurunan kesadaran dan sempat mendapatkan perawatan serta pengecekan darah di Laboratorium Puskesmas. Namun hasilnya tidak menunjukkan gejala demam berdarah. Akhirnya pasien dirujuk ke UGD RSU Negara lantaran mengalami penurunan kesadaran. “Daniel ketika datang ke Puskemas mengalami penurunan kesadaran dan sempat di cek lab. Dari hasil cek lab itu bukan DB, memang ada penurunan tombosit tapi kecil. Tapi karena mengalami penurunan kesadaran sesuai proptap kami maka ia kami rujuk ke RSUD Negara,” paparnya. 
 
Sementara pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana menyatakan korban meninggal dunia di RSUP Sanglah bukan kerana demam berdarah. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan pihaknya telah berkordinasi dengan jajaran medis di RSU Negara serta pihak RSUP Sanglah. Ia mengaku dari hasil koordinasi tersebut, dipastikan korban Daniel meninggal dunia diduga akibat syok septick atau penurunan tekanan darah secara drastic. Penyebabnya bukan karena korban terpapar demam berdarah, melainkan akibat adanya peradangan menyeluruh dalam tubuh yang biasanya diakibatkan oleh infeksi.
 
“Sudah kami kroscek, dapat kami jelaskan bahwa termasuk informasi dari sanglah yang didapat dari komunikasi antar dokter di RSU Negara dengan RSUP Sanglah, dinyatakan bahwa anak yang bernama Daniel berusia tujuh tahun dari Pengambengan meninggal itu disebabkan karena syok septic, jadi bukan dipastikan karena demam berdarah,” ujar I Gusti Agung Putu Arisantha
 
Sejak awal tahun 2020, kasus demam berdarah di Desa Pengambengan memang mengalami lonjakan cukup tinggi. Dari awalnya hanya 8 pasien pada Januari menjadi 20 pasien, pada Februari dan bertambah 10 pasien sejak awal Maret.