Diposting : 19 May 2020 23:56
Agung Samudra - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Bangli - Pasca pandemic Covid-19, beberapa kegiatan usaha mengalami kemuduran. Salah satunya usaha jual beli kendaraan bekas. Penurunan transaksi hingga mencapai 60 persen. Walaupun dalam kondisi seperti saat ini pemilik showroom belum sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawannya.
Salah seorang pemilik Showorom yang melayani jual beli sepeda motor dan mobil, I Nengah Darsana, mengatakan pandemi Covid-19 berimbas pada lemahnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bekas. Pria yang mengaku memilki empat showroom ini mengatakan dalam situasi normal mampu menjual 150 – 200 unit sepeda motor per bulannya. Sementara dalam kondisi pandemic Covid-19 sepeda motor yang laku terjual sekitar 60 unit.
Kondisi yang sama juga untuk penjulanan jenis kendaraan roda empat, dalam kondisi normal pihaknya mampu menjual sampai 30 unit kendaraan roda empat per bulannya, sedangkan untuk saat ini hanya laku 7-8 unit kendaraan roda empat saja. ”Daya beli masyarakat memang menurun, padahal dalam kondisi saat ini harga mobil bekas khusunya pemakaiannya baru setahun mengalami penurunan harga sampai Rp 25 juta,” jelasnya pria yang sudah menggeluti usaha jual beli kendaraan bekas sejak 20 tahun ini.
Walaupun terjadi penurunan omset penjualan, pihaknya belum memikirkan melakukan PHK terhadap 30 orang karyawannya. Pasalnya dari hasil penjulan masih bisa mengkaver biaya operasional perusahaan.