Terkendala Anggaran, Pembangunan Desa Wisata di Badung Ditunda | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 07 Februari 2025
Diposting : 2 October 2020 03:03
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ DITUNDA – Objek wisata Sangeh, salah satu desa wisata yang tertunda pembangunan karena dampak Covid-19.
Balitribune.co.id | Mangupura - Pembangunan lima desa wisata di Kabupaten Badung kembali tertunda. Pasalnya, Pemkab Badung kesulitan keuangan untuk membiayai pembangunan desa wisata tersebut sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Adapun lima desa wisata yang akan dikembangkan dan telah ada kajiannya meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari dan Mengwi.
 
Plt Kadis Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung, Cok Raka Darmawan mengaku sampai saat ini belum bisa memastikan kapan pengembangan desa wisata ini akan terealisasi.
 
“Kita melihat perkembangan dulu, karena dengan kondisi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, anggaran terbatas,” ujarnya dikonfirmasi, Kamis (1/10/2020).
 
Asisten II Setda Badung ini pun meyakinkan pembangunan desa wisata yang sudah dirancang dari tahun sebelumnya ini tidak akan terlaksana tahun ini.
 
“Kita tunda dulu (pengembangan desa wisata, red) walaupun sebetulnya kajiannya sudah ada,” kata Cok Darmawan.
 
Berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) Badung Nomor 47 Tahun 2010, ada 11 desa wisata di Badung, meliputi Desa Kerta, Desa Petang, Desa Pangsan, Desa Belok Sidan, Desa Carangsari (Kecamatan Petang), Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi (Kecamatan Abiansemal), Desa Baha, Desa Munggu, Desa Mengwi dan Desa Kapal (Kecamatan Mengwi). 
 
Penetapan ini dilakukan langsung Bupati Badung AA Gde Agung pada tanggal 15 September 2010. Kendati begitu, sesuai arahan Bupati, Dispar Badung akan fokus dulu menata lima desa wisata. Selebihnya menyusul secara bertahap.
 
Lima desa wisata yang akan dikembangkan pada tahap pertama meliputi Desa Pangsan, Bongkasa Pertiwi, Sangeh, Carangsari dan Mengwi.
 
Pemerintah pun bahkan sudah sempat mengalokasikan anggaran anggaran Rp 51,1 miliar untuk penataan. Anggaran bersumber dari APBD Badung tahun 2020. Namun, kemudian karena refocusing anggaran sehingga diarahkan untuk percepatan penanganan Covid-19. Rencananya tidak hanya membangun infrastruktur penunjang dewa wisata, pendampingan menyangkut manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan dilakukan.
“Karena Covid-19, ditunda dulu sampai ada anggaran,” tegasnya.
 
Kemudian, mengenai kondisi desa wisata yang sudah ada saat ini, pejabat asal Ubud ini menyebut hampir sama dengan sejumlah daya tarik wisata (DTW) di Badung. Mereka tetap jalan, namun tidak optimal lantaran sepinya wisatawan.
 
Ia mencontohkan adalah arung jeram, ATV dan swing yang beroperasi hanya saat ada tamu. “Tetap jalan, salah satunya seperti di Bongkasa Pertiwi. Namun memang tergantung tamu yang datang,” katanya.
 
Pihaknya pun berharap pandemi segera berakhir sehingga aktivitas pariwisata kembali hidup. Saat pandemi seperti sekarang ini, pihaknya berharap wisatawan domestik dan lokal Bali bisa meramaikan objek wisata yang ada.
 
“Kami tidak pungkiri memang tidak seperti dulu. Lebih banyak wisatawan domestik yang datang. Itupun kalau tidak ada tamu, mereka tutup,” tukasnya.