Denpasar, Bali Tribune
Kepedulian orangtua perenang dalam memajukan prestasi anaknya begitu tinggi. Mereka kerap mensupport dana tidak sedikit terhadap laga anaknya, walau hingga ke luar daerah. Kondisi seperti itu dinilai Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi sangat bagus karena sejatinya orangtua atlet tersebut kian memahami kondisi internal organisasi.
Karena itu, Suwandi sangat mendorong bila ada orangtua atlet renang berkeinginan menahkodai Pengprov PRSI Bali untuk empat tahun ke depan. Mengingat, hingga saat ini Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Bali masih sedang mengincar calon ketua umum hingga dua bulan ke depan.
Suwandi mengatakan, KONI Bali sendiri berharap pimpinan tertinggi di cabor renang segera mendapat seorang pemimpin periode 2016-2020. “Kami yakin sosok orangtua atlet ada, termasuk jika ingin mencari orang eksekutif. Intinya kerja keras membantu pengembangan cabor renang. Kan, ada kabupaten yang diajak koordinasi dalam bekerja. Jadi tidak usah takut dan ragu,” ucap Suwandi, di KONI Bali, Selasa (12/4).
Mantan Ketua Umum KONI Badung itu mengatakan, untuk atlet PON renang tidak ada pengaruhnya, karena telah di bawah kendali KONI. Akan tetapi, krisisnya figur pemimpin di Pengprov PRSI Bali segera teratasi. “Saya masih tetap optimistis akan segera ada orang yang mau dan tepat memimpin PRSI Bali. Jangan berandai-andai sampai diambil alih KONI Bali,” tandas Suwandi.
Dia berpesan, bagi yang ingin menjadi ketua umum siapapun itu harus memiliki waktu banyak untuk mengurus, meluangkan waktunya. Termasuk harus menjiwai dari roh olahraga itu sendiri. Jangan sampai tidak memahami hendak mau kemana arah organisasinya. Jadi, rohnya itu wajib diketahui untuk menggerakkan badannya.
“Kalau terus deadlock, buatkan semacam surat pernyataan untuk bersedia dipilih. Begitu dipilih sudah resmi jadinya. Itu pengalaman kami waktu jadi calon ketua umum. Memang tidak hadir, tapi bersedia dengan surat pernyataan maju dan disertai dengan materai, jadi tidak mengulur-ulur waktu lagi,” beber Suwandi.
Bagi Suwandi, ini harus dijadikan pengalaman berharga untuk calon lainnya jika ingin menyelenggarakan musprov untuk memilih ketua umum yang baru. Termasuk dari jauh hari telah menyiapkan proses regenerasi pemimpin di setiap cabor. Itu bisa saja didasari atas penilaian pengkab/pengkot dan klub. Baik orang di struktur sebelumnya, atau orangtua atlet dan pihak lain yang memang berkompeten untuk mengurus cabor bersangkutan.
“Masak tidak punya orang sebagai ketua umum. Kasihan di renang. Tidak berani ada yang tampil jadi ketua. Kami saja tidak memiliki pengalaman, berani tampil dan bisa jalan. Meskipun belum bagus dalam perjalanannya. Apalagi, alasan soal tidak punya uang dan lainnya, itu semua tantangan,” terangnya.