Denpasar, Bali Tribune
Pesta Kesenian Bali (PKB) telah dilaksanakan empat bulan lalu. Hajatan tahunan tersebut memang telah berjalan sukses, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja khusus untuk tahun ini, ada satu persoalan yang masih tersisa, menyusul kasus kebakaran stand di area PKB ketika itu. Sejak saat itu, para pedagang yang menjadi korban kebakaran kios tersebut sudah berusaha mendapatkan keadilan.
Bahkan mereka juga sudah mengadukan hal ini ke DPRD Provinsi Bali. Sayangnya, empat bulan berlalu, nasib mereka justru masih terkatung-katung. Hingga saat ini, para pedagang belum menerima sepeserpun kucuran anggaran dari Pemprov Bali untuk mengganti kerugian mereka. Kondisi ini membuat para pedagang kembali mendatangi Gedung DPRD Provinsi Bali, Senin (17/10).
Mereka kembali menyuarakan aspirasi yang hingga kini belum mendapat perhatian pemerintah. “Kami sebenarnya minta kejelasan saja, minta kepastian waktunya, tidak memakan waktu yang lebih lama. Dari kebakaran sampai sekarang, sudah beberapa bulan kami belum menerima bantuan,” kata satu pedagang, Made Joni, saat menyampaikan aspirasi di Ruang Rapim Gedung DPRD Provinsi Bali.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Wayan Kusumawathi, menjelaskan, pihaknya saat ini sedang menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali. Karena untuk memberikan bantuan kepada pengguna kios, diperlukan prosedur audit dari BPKP. Itu sebabnya, bantuan untuk para pedagang belum bisa dikucurkan.
“Pemprov Bali bisa memberikan bantuan kepada pengguna stand dari APBD 2016, melalui anggaran tidak terduga. Kami masih menunggu audit dari BPKP, karena prosedur untuk mengeluarkan berapa banyaknya mendapatkan bantuan dari audit BPKP,” bebernya. Soal kapan pencairannya, ia belum memastikannya.
“Berapa lama waktu yang diperlukan BPKP untuk mengaudit ini, kami belum memahami,” tegas Kusumawathi. Adapun Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, Nyoman Parta, meminta agar dinas terkait segera membantu para pedagang. Ini penting, karena akan mempercepat pemulihan ekonomi para pedagang. “Intinya lebih efektif, efisien, biar lebih cepat. Apalagi ini sudah sampai empat bulan,” pungkasnya.