balitribune.co.id | Negara - Atraksi seni budaya kembali bergeliat di Jembrana. Salah satunya atraksi makepung yang sempat terdampak covid-19. Tradisi masyarakat agraris yang telah menjadi ikon kabupaten ujung barat pulau dewata ini kini terus didorong agar terus berkembang sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Event makepung kini terus bergeliat setelah dua tahun sebelumnya terdampak pandemi. Sejumlah event kini mulai kembali bergulir di Jembrana. Setelah sebelumnya Lomba Makepung Kapolres Jembrana Cup dan Lomba Makepung Jembrana Cup, Minggu (21/8) kembali bergulir Lomba Makepung Bupati Jembrana Cup 2022. Lomba Makepung yang sebelum pandemi rutin di gelar setiap tahunnya ini, kini kembali digelar di Sirkuit Pakepungan Satwa Jayante Sang Hyang Cerik, Desa Tuwed, Melaya. Event ini sukses memukau wisatawan mancanegara.
Lomba Makepung Bupati Jembrana Cup tahun 2022 ini diikuti sebanyak 177 peserta. Peserta tersebut terdiri dari 94 pasang kerbau dari Sekha Makepung Ijogading Barat dan 83 pasang kerbau dari Sekha Makepung Ijogading Timur. Seluruh peserta beradu cepat memperebutkan Piala Bergilir Bupati Jembrana serta uang pembinaan sebesar Rp. 100 juta. Dari seluruh kelas yang dilombakan, sebagai pemenang lomba Sekha Makepung Ijogading Barat Barat dengan total skor 42 mengalahkan Sekha Makepung Ijogading Timur dengan total skor 18.
Ketua Sekha Mekepung Jembrana, I Made Mara berharap setelah terdampak pandemic, pihaknya berharap upaya mengembalikan antusiasme sekha makepung di Jembrana bisa terus dilakukan. Sehingga harapannya partisipasi dan keikutsertaan peserta bisa meningkat. Pihaknya optimis makepung akan menjadi ikon pariwisata Jembrana. “Apalagi telah dimulainya pembangunan Sirkuit All in One di Desa Pengambengan yang nantinya diharapkan mampu membawa Mekepung ini lebih eksis dan dikenal luas hingga mancanegara," harapnya.
Sementara itu Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan Mekepung sebagai salah satu tradisi dan budaya khas masyarakat Kabupaten Jembrana wajib dilestarikan dan dikembangkan. Pihaknya juga berharap pelestarian makepung sebagai warisan budaya ini akan mampu meningkatkan pertumbuhan pariwisata di Jembrana, "Mekepung ini barang mahal dengan daya tarik wisatanya yang potensial karena memiliki ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya di Bali dan di tingkat nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
"Momentum ini sebagai upaya pelestarian budaya Mekepung yang hanya ada di Kabupaten Jembrana dan harapannya menjadi momentum kebangkitan ekonomi masyarakat Jembrana setelah dua tahun lebih terdampak pandemi covid-19,” imbuhnya. Berbagai upaya menurutnya kini terus dilakukan untuk melestarikan atraksi makepung ini. Di Sirkuit All In One Desa Pengambengan yang rencananya dilaunching akhir tahun ini, nanti akan ada berbagai event, khusus untuk mekepung yang akan dikemas sebagai cultural tourism," tandasnya.