balitribune.co.id | Badung - Southeast Asia Development Symposium 2023 Imagining a Net-Zero ASEAN berlangsung di Nusa Dua Kabupaten Badung, Kamis 30 Maret 2023 yang dihadiri Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. Asia Tenggara adalah salah satu wilayah dunia yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Saat ini, dampak iklim di wilayah tersebut terus bertambah, berdampak pada masyarakat yang rentan dan menempatkan jutaan orang dalam risiko kemiskinan ekstrem.
Southeast Asia atau negara-negara di Asia Tenggara menghadapi tantangan berat untuk menghadapi dampak perubahan iklim dan sedang mengejar jalur rendah karbon serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Negara-negara di Asia Tenggara berkomitmen untuk masa depan net-zero, dengan 8 dari 10 negara anggota ASEAN di COP26 berkomitmen untuk mencapai target net-zero pada tahun 2050.
Saat negara-negara keluar dari pandemi, memiliki peluang untuk memanfaatkan inovasi baru yang hijau dan inovatif serta mendukung dekarbonisasi di berbagai sektor sambil merevitalisasi ekonomi.
Bagaimana negara-negara di Asia Tenggara dapat melakukan transisi ke net-zero dan mencapai ketahanan iklim, sambil memastikan kemakmuran ekonomi.
Simposium Pembangunan Asia Tenggara (SEADS) ADB 2023, “Imagining a Net-Zero ASEAN" akan mengeksplorasi langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah, masyarakat, dan entitas sektor swasta untuk mencapai kemajuan menuju netralitas karbon dengan mengadopsi solusi teknologi baru, mempercepat ketersediaan keuangan, dan menyebarkan langkah-langkah efektif lainnya.
Sri Mulyani mengatakan, SEADS dibangun diatas keberhasilan presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022. "Yang menempatkan transisi global menuju ekonomi rendah karbon. Peralihan ke net-zero bukannya tanpa biaya," katanya. Dengan kualitas lingkungan yang lebih baik, ketahanan yang lebih kuat diharapkan ada peluang ekonomi baru.