balitribune.co.id | Denpasar - Polda Bali menyiagakan 1.874 personel untuk mengamankan dan memastikan masyarakat yang melakukan perjalanan mudik lebaran tahun 2023 merasa aman.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, mengatakan personel polisi yang akan terlibat tersebut nantinya terbagi di beberapa tempat utama jalur mudik seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai dan Pelabuhan Benoa.
"Personel yang dilibatkan sebanyak 1.874 orang nantinya akan disiapkan dalam satgas-satgas. Untuk Polda Bali sebanyak 418 personel, sisanya dari Polres-Polres. Pos yang akan dibangun untuk pengaman jalur yaitu pos pengamanan ada 23 yang awalnya 22 ada tambahan satu di wilayah Kuta, kemudian pos pelayanan ada tujuh dan pos terpadu ada lima," kata dia, Rabu (12/4).
Satake mengatakan Operasi Ketupat Agung pengamanan mudik lebaran nantinya akan digelar selama dua pekan mulai 18 April hingga 1 Mei 2023.
Khusus untuk pengamanan jalur mudik, nantinya Polda Bali akan menerapkan rekayasa lalu lintas maupun pengalihan arus di jalur utama seperti di wilayah Jembrana dan menuju ke Pelabuhan Gilimanuk.
"Ada enam jalur yang disiapkan kantong-kantong parkir, juga nanti untuk mengantisipasi panas di jalan akan ada tenda-tenda yang disiapkan oleh panitia maupun petugas," kata Satake.
Menurut dia, setelah diadakan pertemuan dengan beberapa pemangku kepentingan (stakeholder) terkait lainnya seperti Angkasa Pura Bandara Ngurah Rai, ASDP Gilimanuk, ASDP Padang Bai, Dinas Perhubungan dan Pelni-ASDP Pelabuhan Benoa diperkirakan pemudik tahun ini mengalami peningkatan sekitar 25-60 persen pascapandemi Covid-19.
Untuk mengantisipasi adanya kepadatan kendaraan di beberapa jalur mudik, Polda Bali akan mengeluarkan imbauan untuk melarang truk-truk besar melintas di jalan tersebut, kecuali truk pengangkut sembako dan bahan bakar minyak (BBM).
"Kalau pembatas kendaraan, kendaraan truk yang banyak tidak diizinkan, tetapi truk yang memuat sembako dan BBM diperbolehkan," kata dia.
Polda Bali juga akan bekerja sama dengan para pengelola tempat pariwisata di Bali untuk menerapkan skenario agar tidak terjadi kepadatan kendaraan yang menyebabkan kemacetan. Hal itu juga penting untuk mengatur para pengunjung yang akan memadati sejumlah tempat wisata.
"Wilayah Bali memang di tempat-tempat wisata itu akan ada petugas yang mengamankan di sana. Rata-rata tempat wisata kita ini terbuka, kemudian luas. Ya, kita sesuaikan nanti soal pengunjungnya, panitia maupun desa adat di sana yang mengatur tentang wisata itu akan melihat jumlahnya, kalau sudah berlebihan pasti akan bergantian untuk ke lokasi," kata dia.
Polda Bali akan menempatkan personel di tempat-tempat wisata untuk menjaga ketertiban dan lalu lintas perjalanan wisata.
Tak kalah pentingnya, Polda Bali juga akan melakukan patroli di sejumlah permukiman warga untuk mengantisipasi adanya potensi kejahatan. Namun, untuk kenyamanan properti, masyarakat diimbau agar meninggalkan rumah dalam keadaan aman.
"Kami mengimbau masyarakat yang meninggalkan rumahnya agar benar-benar aman terutama listrik, air kemudian juga kompor. Kalau perlu rumah yang ditinggalkan dititipkan ke satpam atau orang yang dipercaya di lingkungannya untuk mencegah terjadinya pencurian," kata Satake.