balitribune.co.id | Bangli - Warga Binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Bangli mengikuti Skrining Aktive Case Finding Tuberkolosis (TBC), Sebanyak 373 warga binaan ikuti skrining TBC dengan internvensi Chest X Ray (rontegen dada). Hasilnya sebanyak 7 warga binaan dinyakan positif menderita TBC.
Plt Kepala Rutan Bangli, Agus Setiawan mengatakan kegiatan skrining Aktive Case Finding Tubercolosis merupakan program dari kementerian dan berlangsung di seluruh UPT .Adapun tujuan dari pelaksaan skrining ini adalah sebagai bentuk deteksi dini dalam upaya pencegahan penyebaran TBC di dalam Rutan/ Lapas.
Menurut Agus Setiawan penyakit TBC adalah ancaman kesehatan yang rentan terjadi di lingkungan Rutan/Lapas yang dikarenakan kelebihan penghuni (overload) yang mengharuskan mereka hidup bersama dalam waktu yang lama., mengingat tingginya resiko penyebaran maka perlu dilakukan upaya pencegahan yakni dengan melakukan skrining TBC,” ujarnya, Kamis (31/8/2023).
Lanjut Agus Setiawan sebanyak 373 orang ikuti skrining gejala hasilnya sebanyak 42 orang ada gejala TBC dan dilanjutkan fdengan Skrining X Ray yang diikuti 373 orang .Abnormalitas foto rontegen 12 orang termasuk gejala positif. Sehingga total sebanyakk 53 terduga mengidap penyakit TBC. Atas temuan tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan tes cepat Molekular/TCM atau tes dahak. ”Sampel dahak kita kirim ke RSU Bangli untuk diperiksa,” ungkap Agus Setiawan.
Hasil pemeriksaan TCM yakni 3 orang didiagnosa TBC sensitive obat dan 1 orang resisten obat serta 2 orang dengan diagnosis klinis. ”Dari 7 orang menderita TBC sebanyak 6 orang jalani pengobatan sedangkan 1 orang lagi masih menunggu konsultasi spesialias karena TBC dengan resisten obat,” jelasnya.
Disinggung apakah Rutan menyiapkan ruang khusus/isolasi bagi warga binaan yang dinyatakan positif TBC, Kata Agus Setiawan ditengah kondisi Rutan yang over kapasitas , pihaknya menyiapkan ruang khusus bagi warga binaan yang positif TBC “Jika positif TBC, warga binaan akan ditempatkan di kamar isolasi untuk perawatan lebih lanjut, sehingga pola ini dapat mencegah terjadinya penularan kepada warga binaan lain," kata Agus Setiawan.